TEMPO.CO, Jakarta - Revitalisasi tahap I Taman Ismail Marzuki (revitalisasi TIM) di Jakarta Pusat terus dipacu dan kini sudah mencapai 40,86 persen.
Manajer Komunikasi Perusahaan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Melisa Sjach di Jakarta, Sabtu, 31 Oktober 2020 menyebutkan bahwa meski secara keseluruhan sudah mencapai 40,86 persen, pengerjaan Gedung Parkir Taman telah mencapai 95,59 persen.
Setelah pengerjaannya mencapai 95,59 persen, beberapa area di Gedung Parkir Taman telah memasuki tahap akhir (finishing) proses pengerjaannya. Seperti untuk area Damkar sudah masuk tahap akhir.
Kemudian lantai dasar (basement), lantai 1, lantai 2 dan lantai mezzanine telah masuk tahap akhir. Selain itu, di area Gedung Parkir Taman sedang dikerjakan juga proses akhir lantai atap.
Baca juga : Anies Baswedan Libatkan DKJ, Akhiri Polemik Revitalisasi TIM?
Selanjutnya, di area Gedung Parkir Taman ini juga, pengerjaan drainage cell dan geo textile taman atap masuk tahap akhir. Kemudian, pengerjaan "water proofing: dengan proses tes rendam yang juga telah memasuki tahap akhir.
Sementara itu, di area Perpustakaan dan Wisma Seni pengerjaannya telah mencapai 20,39 persen hingga memasuki pekan ke-67 ini. Saat ini sedang dikerjakan galian basement, pembesian pile cap, tie beam dan lantai basement 2.
Kemudian, pengerjaan di area Perpustakaan dan Wisma Seni sudah memasuki tahap "strutting" dan pembesian kolam. Selama pengerjaan proyek revitalisasi TIM di tengah pandemi Covid-19, penerapan protokol kesehatan juga dilakukan secara ketat.
Misalnya, setiap pekerja, pegawai maupun tamu akan diukur suhu tubuhnya ketika akan memasuki area proyek. "Kemudian, para pekerja yang suhu tubuhnya tinggi akan diungsikan untuk masuk ke ruang isolasi mandiri yang telah disediakan," kata Mellisa.
Selain itu, para pekerja juga rutin dilakukan rapid test secara bergiliran. Diharapkan pembangunan revitalisasi TIM dapat menambah gairah dan mengoptimalkan ide-ide kreatif para pegiat seni.
Harapannya pula dengan wajah TIM baru yang lebih megah, modern dan monumental bisa mencetak komunitas-komunitas seni yang produktif. "Sehingga karya-karyanya dapat dinikmati masyarakat umum hingga turis mancanegara," kata Mellisa.
ANTARA