TEMPO.CO, Jakarta - Camat Tambora Bambang Sutarna mengatakan empat kelurahan di wilayahnya rawan genangan saat curah hujan tinggi. Menurut Bambang, perlu ada penanganan dini secepatnya menghadapi musim hujan akhir tahun ini.
Bambang mengatakan ada 11 kelurahan di Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, yang memerlukan penanganan karena rawan genangan. "Potensi genangan ada di Jalan KH Moh Mansyur, meliputi wilayah Kelurahan Jembatan Lima, Tambora dan Tanah Sereal," kata Bambang Sutarna, di Jakarta, Kamis, 5 November 2020.
Kawasan rawan genangan lain terdapat di Jalan Sawah Lio I dan II di Jembatan Lima, Jalan Krendang Raya sepanjang Kali Cibubur, dan Jalan Tambora V.
Dari 11 kelurahan itu, potensi genangan berada di empat kelurahan, yaitu Jembatan Besi, Krendang, Tambora dan Tanah Sereal.
Bambang mengatakan Kecamatan Tambora bukan termasuk kawasan rawan banjir, namun tetap ada potensi genangan saat hujan deras. Penyebab genangan di Tambora disebabkan antrean air dari saluran penghubung (Phb) ke Kali Cibubur.
Kemampuan pompa air yang ada di Kali Cibubur juga mempengaruhi potensi genangan saat curah hujan tinggi. Pada saat ini, terdapat satu unit pompa dengan kapasitas seribu liter per detik yang kondisinya normal dan berfungsi dengan baik.
Baca juga: Embung dan Normalisasi Jadi Solusi 3 Lokasi Rawan Banjir Jakarta Barat
"Saluran Phb-Phb yang ada di Jembatan Lima, Tanah Sereal, Tambora dan Krendang itu larinya ke Kali Cibubur itu. Dari Kali Cibubur dipompa ke Kali Duri, kalau hujannya reda, 10-15 menit genangan sudah hilang. Sepanjang pompa normal, maka tidak bakalan ada genangan,” kata Bambang.
Untuk kawasan rawan genangan di Jalan Tambora V, operasional pintu air disesuaikan kondisi debit air di Kali Opak. "Kali tersebut jika airnya naik, air dari saluran Phb kembali lagi ke permukiman warga. Sekarang sudah dipasang pintu air, untuk mengantisipasi kembalinya air dari Kali Opak ke permukiman warga. Jadi, begitu hujan deras, pintu air langsung kita tutup,” ujar dia.