TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan mass rapid transit atau MRT fase 2 memiliki tantangan yang berbeda dengan fase 1 yang telah selesai.
Salah satu tantangan pembangunan kereta bawah tanah rute MH Thamrin hingga Kota itu adalah terdapatnya situs cagar budaya yang mungkin terkubur di bawah tanah.
Guru Besar Jurusan Arkeologi Fakultas ilmu Budaya Universitas Indonesia Prof. Dr. Cecep Eka mengatakan, pada 2018 timnya pernah melakukan ekskavasi di wilayah Jakarta Utara dalam rangka pembangunan MRT fase 2.
Berdasarkan ekskavasi itu, Cecep memberikan rekomendasi pembangunan MRT fase 2, namun dengan catatan. Adapun rekomendasinya adalah, wilayah yang diperbolehkan dibangun jalur keluar-masuk kereta, ada beberapa yang harus dipindahkan lokasinya dari rencana awal.
Menurut dia, saat ekskavasi di wilayah Utara ditemukan banyak temuan yang berasal dari abad 16-18.
Ia meminta pembangunan MRT fase 2, khususnya di wilayah Jakarta Utara, agar dilakukan dengan berhati-hati. “Dari Monas kan aman, tapi di wilayah kota ini justru harus hati-hati karena struktur wilayah kota yang tua sekali itu pasti terpendam di dalam tanah dan sampai 5 meter pun masih ada struktur-struktur yg harus diperhatikan,” kata Cecep.
Saat ini pembangunan MRT fase 2 masih berada di area sekitar Monas dan MH Thamrin.