TEMPO.CO, Bogor - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyatakan ada tren lonjakan kasus Covid-19 pada empat hari terakhir. Meski terdapat lonjakan tinggi, status Kota Bogor pada pekan ini masih di zona oranye atau tingkat risiko sedang terhadap penularan Covid-19.
"Kota Bogor masih di zona oranye. Kalau ada tambahan kasus positif yang tinggi ini, ini rekor," kata Bima Arya di Taman Ekspresi, Bogor, Senin 9 November 2020.
Berdasarkan data harian penanganan Covid-19 Dinas Kesehatan Kota Bogor, pada Jumat 6 November terdapat penambahan 39 kasus Covid-19. Pada Sabtu, jumlah kasus Covid-19 bertambah 42 kasus, dan Minggu bertambah lagi 48 kasus. Jumlah kasus baru bertambah 37 pada hari Senin.
Total terdapat penambahan 166 kasus Covid-19 dalam empat hari terakhir.
Menanggapi lonjakan tinggi ini, Bima Arya akan mengkaji penyebab peningkatan kasus Covid-19 pada empat hari terakhir. "Harus dicari dan dianalisis penyebabnya," katanya.
Jika mencermati periode inkubasi Covid-19 sampai sekitar dua pekan, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim menduga salah satu penyebabnya adalah aktivitas warga pada libur panjang cuti bersama pada akhir Oktober lalu.
"Artinya adanya penambahan kasus positif ini bisa terjadi pada libur panjang dua pekan lalu. Itu dugaannya," kata Dedie.
Namun dugaan tersebut harus didalami dan dianalisis lagi. "Hasil yang pasti baru akan diketahui pada saat evaluasi berakhirnya penerapan PSBMK di Kota Bogor, pada Rabu, 11 November," katanya.
Baca juga: Bima Arya Ingatkan ASN Kota Bogor Tak Keluar Kota Selama Libur Panjang, Kenapa?
Menurut dia, dari evaluasi itu bisa diketahui apakah benar penambahan kasus Covid-19 karena cukup banyak warga yang melakukan perjalanan ke luar kota atau penularan tersebut karena transmisi lokal. Di lingkungan Pemerintah Kota Bogor pun, ada 49 ASN yang pergi ke luar kota saat libur panjang, termasuk Dedie. "Saya juga ikut tes swab dan menjalani isolasi mandiri di rumah sampai hasil tes swabnya ke luar. Alhamdulillah hasil tesnya negatif," katanya.