TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Cikarang, Kabupaten Bekasi Nur Bambang Supri Handoro mengatakan belum mendapat informasi terkait adanya kasus salah seorang narapidana yang diduga mengendalikan peredaran narkoba dari dalam sel.
"Sejauh ini kami masih menunggu dahulu proses selanjutnya bagaimana, apa ada penyidikan ke sini atau belum. Kami belum mendapatkan informasi," ujar Bambang di Cikarang, Sabtu, 14 November 2020.
Ia mengatakan masih menunggu pihak penyidik memberikan informasi untuk kemudian ada pencocokan.
Sebelumnya Kepolisian Resor Bekasi menangkap dua pengemudi ojek online yang melakukan transaksi narkoba. Barang bukti yang didapat polisi adalah sabu sebanyak 12 paket seberat 28,42 gram.
"Dua driver ojol ini mengaku mendapat perintah dari narapidana Lapas Cikarang berinisial D. Rencananya kami akan melakukan BAP pada Senin atau Selasa besok, guna membongkar praktik peredaran narkoba yang dikendalikan dari balik jeruji ini," kata Kepala Unit III Satres Narkoba Polres Metro Bekasi Inspektur Dua Topo.
Menanggapi temuan itu, Bambang mengklaim telah menerapkan standar prosedur keamanan di area Lapas Cikarang untuk mencegah sejumlah potensi pelanggaran termasuk praktik peredaran narkoba.
"Kami sedang berkoordinasi dengan Polres Metro Bekasi juga untuk penindakan lebih lanjut," ujar dia.
Menurut Bambang, penjagaan ketat telah dilakukan sejak pos pantau penjagaan yang berada di depan pintu gerbang utama hingga memasuki area gedung Lapas.
Setiap orang yang ingin masuk lapas, baik petugas, pengunjung atau pihak berkepentingan lainnya dipastikan sudah melewati pemeriksaan.
"Tidak cukup sampai di situ, mereka juga akan melintasi mesin pemindai kami, setelah itu juga pengecekan manual petugas sebelum benar-benar masuk area sel tahanan jadi betul-betul berlapis pemeriksaannya," kata dia.
Petugas Lapas Cikarang, kata dia, juga melakukan inspeksi mendadak secara berkala kepada setiap warga binaan untuk memastikan tidak ada barang ilegal yang masuk ke ruang sel tahanan maupun area lapas.
"Kami juga bekerjasama dengan BNK melakukan tes urine narkoba kepada warga binaan secara random dan berkesinambungan," katanya.