TEMPO.CO, Jakarta - Dokter Tirta meluapkan kegusarannya melihat tak berdayanya pemerintah mencegah kerumunan dalam acara resepsi pernikahan anak Rizieq Shihab dan penyelenggaraan Maulid Nabi di Markas FPI Petamburan, Jakarta Pusat, pada Sabtu malam, 14 November 2020.
Ia menilai pemerintah tebang pilih dalam menerapkan kebijakan selama pembatasan sosial berskala besar atau PSBB Transisi. "Di Jakarta masih PSBB Transisi, tapi kegiatan kerumunannya sangat banyak. Saya ada pertanyaan dan penyataan. Kalau ini standar ganda ayo buka," kata Tirta dalam video yang dibagikan di akun Instagramnya @dr.tirta.
Ia mempertanyakan langkah pemerintah yang membiarkan kerumunan saat acara akad nikah anak dari Rizieq yang mengundang puluhan ribu orang. Bahkan pemerintah juga memberikan 20 ribu masker. "Saya tidak menyoal soal pernikahan. Karena diajukan. Semua warga nanti jadi boleh pernikahan kalau gitu."
Berkaca pada kebijakan sebelumnya, penyelenggara pernikahan sulit untuk mengadakan kegiatan hingga mereka sulit untuk makan selama pandemi Covid-19 ini. Namun, ketika seorang tokoh seperti Rizieq yang mengajukan izin pernikahan diberi keistimewaan.
Menurut dia, Rizieq memang mempunyai hak mengajukan permohonan izin pernikahan anaknya. Namun tidak boleh melanggar protokol kesehatan dengan menciptakan kerumunan orang yang berpotensi menyebabkan penularan Covid-19.
"Sekarang ini bagaimana konsistensi dari satgas Covid-19 DKI, Gubernur DKI, BNPB," ujarnya. Sebelumnya jika ada kerumunan, pemerintah berani membubarkan. Namun kerumunan orang saat menyambut Rizieq pulang kampung hingga Maulid Nabi tidak berani dibubarkan.
"Jika ada tokoh publik yang massanya banyak kalian takut," ujarnya. Tirta merasa upayanya terus mengkampanyekan protokol kesehatan 3M, yakni menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak, ke berbagai kota seakan sia-sia.
"Saya relawan delapan bulan. Saya bertemu anak cuma tiga kali. ini anak saya saksinya nih. Saksi hidup bahwa ketemu bapaknya dalam delapan bulan cuma tiga kali. Untuk edukasi," ujarnya.
Tirta lalu menambahkan, "Marah jelas bos. Kecewa jelas, kawan saya nakes banyak yang gugur, berjatuhan bos. Mereka ini wafat bro karena menangani Covid-19."