TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menduga pandemi Covid-19 mengakibatkan warga Tangerang Selatan semakin permisif terhadap politik uang. Dugaan ini mengacu pada hasil survei Indikator Politik Indonesia yang menunjukkan naiknya toleransi warga soal politik uang.
"Situasi pandemi membuat sikap permisif itu semakin kuat," kata dia dalam diskusi virtual, Selasa, 17 November 2020.
Baca Juga: Survei: Toleransi Warga Tangsel terhadap Politik Uang Naik Tajam
Titi mengatakan, bibit toleransi dengan praktik politik uang di Tangsel sudah ada sejak lama. Dia mencontohkan voting ulang di seluruh tempat pemungutan suara (TPS) saat pemilihan kepala daerah atau Pilkada Tangsel 2010. Penyebabnya dua, yakni politisasi aparatur sipil negara (ASN) dan dugaan politik uang.
"Jadi ini alarm bahaya yang sangat kuat bagi praktik demokrasi lokal di Tangsel," ujar dia.
Menurut dia, praktik bagi-bagi uang atau hadiah demi kepentingan pasangan calon atau paslon menjadi tantangan terbesar dalam Pilkada Tangsel 2020. Semua pihak, Titi menambahkan, dipicu untuk bekerja keras menjelang pencoblosan pada 9 Desember 2020.