TEMPO.CO, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, zona merah di Jawa Barat bertambah jadi 7 daerah, setelah sepekan sebelumnya hanya ada di 3 daerah.
“Ada penambahan zona merah pasca libur panjang. Ini yang cukup signifikan. Tadinya kita hanya ada 3, sekarang naik jadi 7. Jadi mohon diwaspadai buat wilayah-wilayah,” kata dia, dalam konferensi pers di Makodam III/Siliwangi, Bandung, Selasa, 17 November 2020.
Baca juga : Ribuan Orang Antusias Sambut Rizieq Shihab, Dinkes DKI: Seluruh
Pekan lalu hanya ada 3 daerah zona merah di Jawa Barat yakni Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, serta Karawang. Pekan ini jumlahnya bertambah menjadi 7 daerah. Ridwan Kamil merincinya yakni Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Karawang, Purwakarta, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Bandung, dan Kota Cimahi.
Ridwan Kamil mengingatkan khusus 3 daerah zona merah yang juga akan melaksanakan pemilihan kepala daerah serentak. Yakni Karawang, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Tasikmalaya.
“Ini adalah tiga daerah yang melaksanakan pilkada bersamaan minggu ini dengan status zona merah. Jadi ini harus kita waspadai, tolong di ingatkan sesama kita, kepada kepala daerah, dan juga masyarakat,” kata Ridwan Kamil.
Baca juga :
Ridwan Kamil mengatakan, sejumlah daerah yang masuk zona merah justru mendapat rapor terbaik dalam penilaian pengendalian Covid-19. Pemerintah Jawa Barat rutin menilai kinerja kabupaten/kota dalam pengendalian Covid dengan parameter tracing, treatment, prevention, governance, dan result.
“Yang paling baik adalah Kota Bekasi, walaupun zona merah, sebenarnya kinerja pemerintahnya luar biasa. Kemudian Kabupaten Ciamis, Kota Sukabumi, Kota Cimahi. Kota Cimahi walaupun zona merah, kinerjanya sebenarnya sudah sangat luar biasa. Terakhir Kota Sumedang,” kata Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil mengatakan, pemerintah provinsi tengah mewaspadai adanya lonjakan pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit yang sudah melewati batas standar WHO.
“Yang sedang kita waspadai adalah meningkatnya pasca libur panjang ini penggunaan ruang-ruang perawatan karena kami sudah melewati batas psikologis. Sekarang ada di 66 persen, kira-kira begitu. Mudah-mudahan terus kita kurangi,” kata dia.
Ridwan Kamil mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi pasca libur panjang cuti bersama peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada akhir Oktober 2020 ini, tidak setinggi lonjakan kasus pada libur panjang sebelumnya saat perayaan Iedul Adha pada Agustus 2020 lalu. “Kenaikan kasus di libur panjang ini tidak setinggi kenaikan waktu di libur panjang Agustus,” kata dia.
Dia mengklaim, kenaikan yang masih belum melampaui kenaikan libur panjang sebelumnya karena penerapan protokol kesehatan yang lebih baik. “Mudah-mudahan ini karena 3M diterapkan, pembatasan di destinasi pariwisata ditegakkan,” kata Ridwan Kamil.