TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat Erizon Safari menuturkan, pihaknya tak bisa membabi buta menggelar tes Covid-19 terhadap warga yang berkerumun saat acara Rizieq Shihab.
Dia berujar, tak adil apabila memprioritaskan penelusuran kasus di Kelurahan Petamburan karena kerumunan di acara Rizieq.
"Kalau saya membabi buta men-tracing seluruh warga Petamburan, bagaimana dengan Benhil (Bendungan Hilir) yang jelas secara statistik angkanya sekarang jauh lebih tinggi daripada Petamburan. Kan tidak adil juga," kata dia saat dihubungi, Senin, 23 November 2020.
Baca juga : Jika Rizieq Shihab Tolak Tes Swab, Wagub DKI: Ada Denda Rp 25 Juta
Sebelumnya, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Rizieq menghelat akad nikah putrinya sekaligus Maulid Nabi Muhammad SAW di kediamannya, Petamburan 3, Jakarta Pusat pada Sabtu, 14 November 2020. Acara ini memicu warga untuk hadir dan berujung munculnya kerumunan.
Erizon memaparkan dapat menelusuri kontak erat apabila ditemukan pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19. Menurut dia, warga yang ikut berkerumun dan mengeluhkan gejala Covid-19 dapat menyambangi puskesmas terdekat untuk diperiksa.
Namun, hingga saat ini, belum ada warga yang memeriksakan diri. Erizon menyatakan, informasi masyarakat yang proaktif melaporkan kondisinya sangat membantu pemerintah.
Selain itu, pemerintah kota Jakarta Pusat juga tak memiliki data orang yang turut berkerumun di acara Rizieq. Dia menilai belum tentu massa yang hadir adalah warga Petamburan. Untuk itu, Erizon mengimbau warga yang merasakan gejala Covid-19 setelah berkerumun untuk menghubungi puskesmas terdekat.
"Supaya kami bisa lakukan tracing dia ketemu dengan siapa," ucapnya.