TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, mengatakan pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah bertumpuk-tumpuk dalam menangani pandemi Covid-19. Menurut dia, gelombang pertama pandemi belum usai.
"Ini menandakan belum efektifnya pengendalian pandemi di Indonesia," kata dia saat dihubungi, Senin, 23 November 2020. Sedangkan tak ada perubahan strategi untuk mengatasi wabah Corona.
Upaya pengetesan dan pelacakan masih minim. Menurut Dicky, masih banyak warga yang terpapar Covid-19, tapi tak terlacak. "Ini situasi yang masih kritis.”
Jakarta dengan jumlah tes yang lebih besar dari daerah lain belum aman dari Covid-19. Sebab penerapan protokol kesehatan 3 M dan 3 T di Ibu Kota belum berjalan optimal.
"Jakarta tidak aman.” Tren penurunannya (kasus) tidak konstan, naik dan turun, bukan tren turun.
Dia mengingatkan kembali perlunya sinergitas pemerintah pusat dengan seluruh daerah. Pemerintah, kata dia, tak perlu memikirkan wacana pelonggaran, apalagi pembukaan sekolah.
Pemerintah DKI Jakarta mencatat pasien positif Covid-19 bertambah 1.009 orang pada Senin, 23 November 2020. Hasil ini diperoleh setelah DKI mengetes swab PCR 9.351 spesimen. Dari jumlah itu, 7.574 orang dites untuk mendiagnosis kasus baru.
"Hasilnya 1.009 positif dan 6.565 negatif," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Dwi Oktavia dalam keterangan tertulisnya, Senin, 23 November 2020.