TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Anies Baswedan meninjau langsung proses pengerukan di Waduk Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Kunjungan itu disampaikan lewat unggahan di akun Facebooknya siang ini, Selasa, 24 November 2020.
Dalam unggahan itu, tampak foto Anies Baswedan bersama Wali Kota Jakarta Timur M. Anwar memantau pengerukan waduk yang berfungsi mencegah banjir di Cipinang Melayu, Jakarta Timur itu. “Progres pengerukan saat ini sudah berjalan sekitar 80 persen dan diharapkan tuntas sebelum akhir tahun 2020,” seperti dikutip dari cuitan tersebut.
Pengerukan Waduk Pondok Ranggon adalah bagian dari upaya mengantisipasi banjir yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta.
Menurut Anies, ada 15 ekskavator yang dikerahkan untuk melakukan pelebaran waduk. Sebanyak 7 ekskavator dari Dinas Sumber Daya Air, 4 dari Dinas Bina Marga, 1 dari Dinas Lingkungan Hidup, dan 3 lainnya dari swasta.
Pengerukan Waduk Pondok Ranggon ini dilakukan untuk menambah kapasitas debit air. “Sebagai langkah antisipasi musim hujan dan cuaca ekstrem akibat fenomena La Niña yang diprediksi akan terjadi di Indonesia pada akhir tahun 2020,” kata Anies Baswedan dalam akun Facebooknya.
Anies mengatakan ada tiga waduk di wilayah Pondok Ranggon dengan luas total 10,76 hektare, kedalaman 4 meter, dan mampu menampung air hingga 400 ribu meter kubik.
Dalam kondisi saat ini, waduk sudah bisa menampung sekitar 100-200 ribu meter kubik air. “Insya Allah dengan pengerukan yang masif, kapasitasnya akan semakin bertambah dan bisa mencegah genangan maupun banjir di wilayah Jakarta Timur saat musim hujan,” tutur dia.
Baca juga: Pengendalian Banjir Jakarta, Sodetan Kali Sunter Hampir Rampung
Anies Baswedan mengatakan Jakarta memiliki tiga tantangan dalam mengelola air selama musim hujan. Ketiga tantangan itu adalah aliran air dari hulu, hujan lokal yang ekstrem, serta air laut yang pasang dan dekat dengan permukaan tanah yang menurun. Pengerukan Waduk Pondok Ranggon, kata Anies, merupakan upaya mengendalikan air yang datang dari hulu dan hujan ekstrem.