TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Jakarta Utara masih mengandalkan gravitasi untuk mengalirkan air dari olakan pencegah banjir di depan Mall Kelapa Gading ke saluran penghubung Kelapa Nias. Kepala Satuan Pelaksana Sumber Daya Air Kecamatan Kelapa Gading Citrin Indriati mengatakan belum tersedia pompa di saluran itu
Akibatnya, air yang tertampung di kolam olakan di depan Mall Kelapa Gading (MKG), Jakarta Utara, bisa saja melimpas ke daratan. Genangan tak terelakkan bila air di saluran penghubung atau PHB Kelapa Nias belum surut.
"Kalau misalnya di saluran PHB Kelapa Nias sudah tinggi dan meluap pasti otomatis di Jalan Boulevard Raya-nya pun tergenang," kata Citrin saat dihubungi, Rabu, 25 November 2020.
Pada saat ini Sudin SDA Kelapa Gading membangun 11 olakan di sepanjang Jalan Boulevard Raya, persis di depan MKG.
Menurut Citrin, olakan berfungsi menampung air untuk menghindari banjir ketika turun hujan berintensitas tinggi. Air bakal dialirkan ke saluran atau drainase bawah tanah persis di sisi barat olakan dan bermuara ke saluran Kelapa Nias.
Petugas SDA hanya bisa menunggu air di saluran Kelapa Nias surut apabila ketinggian sudah melebihi kapasitas karena belum tersedia pompa di saluran penghubung tersebut. "Karena kami masih menggunakan sistem gravitasi, belum ada pompa," ucap dia.
Baca juga: Alasan Jakarta Utara Bikin Olakan Pencegah Banjir di Depan Mall Kelapa Gading
SDA Kecamatan Kelapa Gading akan membangun 11 olakan pencegah banjir yang masing-masing memiliki panjang 30-35 meter, lebar tiga meter, dan kedalaman 130 sentimeter. Citrin mengatakan penggalian olakan dimulai April-Juli 2020. Sementara pengerjaan konstruksi berjalan sejak Oktober dan ditargetkan rampung Desember 2020.