Dia mencontohkan, sampai saat ini belum ada penerbangan langsung antara Jakarta-Moskow. "Maka, nantinya tidak menutup kemungkinan kerjasama sister city ini akan mendorong adanya penerbangan langsung dari Moskow ke Jakarta dan sebaliknya," kata Purba kepada Tempo, Ahad (19/10).
Dia menambahkan, wisatawan yang datang dari Rusia ke Indonesia jumlahnya cukup banyak. "Pada 2007 saja, jumlahnya mencapai 80 ribu orang," kata dia.
Gubernur Fauzi Bowo berkunjung ke Moskow pada 2-12 Oktober lalu untuk membicarakan program kerjasama Sister City ini. Pada 5 Oktober ditandatangani sebuah kerjasama sebagai lanjutan kunjungan Wali Kota Moskow Yuri Luzhkov pada 22 Juli 2007.
Purba lalu menjelaskan, kerjasama sister city yang dijalin Jakarta-Moskow hanya akan berkisar pertukaran tenaga ahli, kebudayaan, studi banding, dan pertukaran kunjungan.
"Dari kerjasama ini, diharapkan investor swasta berinvestasi pada proyek-proyek di Jakarta," kata dia. "Jadi, bukan pemerintah kota Moskow yang akan menjadi investor."
Menurut Purba, pada bidang kebudayaan, Pemda Jakarta akan memberikan banyak kontribusi kepada Moskow. "Warga Rusia banyak yang tertarik dengan tari-tarian Indonesia," kata dia.
Oleh karena itu, Jakarta akan mengirimkan tenaga ahli di bidang tari-tarian ke Rusia. "Tidak hanya tarian dari Jakarta, namun juga dari daerah lain di Indonesia," ujarnya.
Selain tari-menari, kata dia, warga Moskow juga berminat untuk mempelajari ajaran Islam. "Nantinya Jakarta juga akan mengirimkan cendekiawan Muslim juga," tambah dia.
Mengenai kerjasama proyek Mass Rapid Transportation (MRT), Purba juga mengungkapkan, Moskow hanya akan sebatas mengirimkan tenaga ahli. Namun, Jakart belum menetapkan tenaga ahli bidang tertentu yang dibutuhkan dari Moskow, karena pengerjaan proyek MRT baru dalam tahap awal. "Tenaga ahli yang dibutuhkan dari Moskow akan ditetapkan pada awal 2009," kata dia.
Eka Utami Aprilia