TEMPO.CO, Jakarta - Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mohammad Fadil Imran membandingkan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Jawa Timur dengan di DKI Jakarta. Menurut Fadil acara maulid di kedua lokasi itu sama-sama diikuti banyak orang, namun berbeda dalam pelaksanaannya.
Untuk acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Jakarta yang diadakan di Petamburan dan Tebet, Fadil menyebut dihadiri langsung oleh banyak orang dan menimbulkan kerumunan.
"Noh, saudara kita di Petamburan banyak yang positif, di Tebet banyak yang positif. Acaranya keagamaan," ujar Fadil di Yayasan Arrahmah Center, Kramatjati, Jakarta Timur, Kamis, 26 November 2020.
Untuk acara Maulid Nabi Muhammad di Jawa Timur, Fadil mengatakan juga diikuti oleh ribuan santri dari berbagai pondok pesantren. Namun, mereka datang dalam bentuk virtual dan mengikutinya secara online. Sehingga, menurut dia, tidak ada pelanggaran protokol kesehatan yang terjadi.
Baca juga: Kapolda Puji Warga Tebet Bersedia Rapid Test Setelah Berkerumun 13 November Lalu
"5-20 ribu santri, semuanya beralsalawat. Dari Tuban sampai Banyuwangi, dari Sumenep sampai Pacitan. Jadi juga tuh Maulid, tetap khidmat, meneteskan air mata, mengirimkan shalawat kepada Rasulullah," kata Fadil yang sebelumnya bertugas sebagai Kapolda Jawa Timur itu.
Dalam kesempatan itu, Fadil juga menegaskan pihaknya tak akan membiarkan adanya kerumunan kembali di Jakarta. Ia mengatakan pihaknya akan tegas, mengibgat pemerintah sudah mengucurkan dana Rp 685 triliun untuk penanganan Covid-19.
"Jangan nunggu masyarakat menjadi korban. Udah cape sekolah, mondok, tiba-tiba koit (mati) karena ga disiplin kena Covid-19. Ini bahaya," kata Fadil.
Sebelumnya, ribuan orang terpantau menghadiri Maulid Nabi di Petamburan, Jakarta Pusat, dan Tebet, Jakarta Selatan. Usai acara, polisi segera menggelar penyelidikan untuk mencari kemungkinan pelanggaran UU Karantina dan pelanggaran protokol kesehatan.
Kepolisian RI telah mengirimkan surat pemanggilan terhadap seluruh pihak yang dinilai bertanggung jawab. Mereka di antaranya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, Kadis Pariwisata, dan 8 orang Pemprov DKI lainnya.
Selain itu, pihak penghulu dan panitia acara juga diperiksa untuk dimintai keterangan. Mereka dimintai klarifikasi tentang dugaan pelanggaran protokol kesehatan sesuai UU Kekarantinaan Wilayah dalam acara yang digelar Rizieq Shihab.