Ia mencontohkan penanganan banjir di Kampung Lubang, Kelurahan Pengadegan sudah disediakan dua pompa air. Namun kedua pompa tersebut memiliki kapasitas 750 liter per detik. Sementara untuk penanganan yang cepat membutuhkan pompa dengan kapasitas 2.500 liter per detik.
"Kalau itu bisa ditambahkan mudah-mudah bisa mempercepat penyedotan, karena kapasitas pompa yang ada saat ini 750 liter per detik, dua pompa yang satu kapasitas 500 liter per detik dan satu laginya 250 liter per detik," katanya.
Selain mengandalkan pompa dari Sudin Sumber Daya Air (SDA), Pemkot Jakarta Selatan juga menyiagakan pompa dari Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar). "Damkar juga membantu ini semua penyedotan dan penyemprotan," kata Marullah.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah memberikan arahan kepada masing-masing daerah agar mengetahui apa yang dibutuhkan oleh wilayahnya dalam mengantisipasi banjir di musim hujan.
Aparat kelurahan dan kecamatan diminta mendata apa saja yang dibutuhkan warga terkait siaga, tanggap dan galang.
"Pada simulasi tadi, sudah melihat mulai dari kesiapan petugas, peralatan pendukung sampai ada kebutuhan-kebutuhan tertentu yang disiapkan oleh pelaksana penanggulangan banjir," kata Marullah.
Baca juga: Wali Kota Jaksel Harap Lurah dan Camat Tiru Kampung Siaga Bencana di Pangadegan
Menghadapi musim hujan, Anies Baswedan telah menginstruksikan seluruh jajarannya agar mewaspadai banjir dampak dari fenomena alam La Nina. Anies berpesan apabila terjadi banjir, maka genangan bisa surut dalam waktu enam jam.