TEMPO.CO, Jakarta - Guru Madrasah Aliyah Negeri atau MAN 22 Jakarta Barat yang pertama dikonfirmasi positif Covid-19 tak mengikuti kegiatan pelepasan kepala sekolah lama ke Yogyakarta pada 20-23 November 2020.
Kepala Sekolah MAN 22 Jakarta Barat Usman Ali menyebut, menurut informasi yang diterimanya, guru tersebut merasa tidak tidak enak badan sebelum keberangkatan perjalanan tersebut.
Baca Juga: Klaster Covid-19 MAN 22, PGRI: Perlu SOP untuk Tenaga Pendidik Selama Pandemi
"Justru dia merasa sakit, makanya tidak ikut ke Yogya, jadi bukan karena tanggal 25 November. Tanggal 27 November hasil tes usap antigen reaktif, lanjut ke tes usap PCR," ujar Usman dikonfirmasi di Jakarta, Jumat, 4 Desember 2020.
Usman mengaku tidak mengetahui persis apakah penularan Covid-19 itu berlangsung sebelum perjalanan ke Yogyakarta, maupun sesudahnya.
Sehingga untuk langkah pencegahan, sekolah tersebut telah tutup dan tidak ada kegiatan sejak Senin, 30 November 2020.
Selama penutupan sekolah, semua guru dan karyawan bekerja dari rumah untuk mengajar dan mempersiapkan ujian akhir semester (UAS) untuk para murid.
Seluruh sudut sekolah tersebut mulai Kamis, 3 Desember 2020 hingga tiga hari ke depan disemprot cairan disinfektan untuk memutus rantai penyebaran virus.
Dia menegaskan, jumlah guru dan karyawan yang terpapar Covid-19 ada sebanyak 30 orang, bukan 33 orang. Hal itu disebabkan kesalahan pendataan, karena terdapat dua orang yang memiliki nama yang sama.
"Sementara sekolah tutup total (lockdown) sampai hasil tes usap semuanya ketahuan," ujar dia.