TEMPO.CO, Jakarta - Badan Kepegawaian Daerah DKI Jakarta mencatat sebanyak 276 aparatur sipil negara atau ASN telah terinfeksi Covid-19. Kepala BKD DKI Jakarta Chaidir mengatakan dari jumlah tersebut sebanyak 16 orang merupakan pegawai di lingkungan Balai Kota DKI, sedangkan 260 pegawai di luar lingkungan Balai Kota.
"Saat ini masih ada 16 orang yang masih menjalani isolasi mandiri di rumah," kata Chaidir saat dihubungi, Selasa, 15 Desember 2020.
Baca Juga: Belum Genap 14 Hari Isolasi Mandiri Wali Kota Depok Kembali Ngantor, Ada Apa?
Dari jumlah yang terpapar tersebut, kata Chaidir, sebanyak 18 pegawai telah meninggal karena terpapar Covid-19. Pegawai yang meninggal pertama karena Covid-19 dilaporkan pada 23 Maret lalu 2020, sedangkan yang terakhir tercatat pada 13 Desember 2020.
"Data yang meninggal tersebut termasuk almarhum Sekretaris Daerah Saefullah," ujarnya. Untuk mencegah penularan Covid-19 di lingkungan kerja, Pemerintah DKI telah menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
Selain itu, Pemerintah DKI juga bakal segera mengeluarkan surat edaran untuk penerapan sistem work from office maksimal 25 persen bagi seluruh pegawai di lingkungan Pemerintah DKI. "Surat edaran akan segera kami terbitkan dalam waktu dekat," katanya.
Chaidir menuturkan surat edaran work from home atau kerja dari rumah 75 persen akan dimulai pada 18 Desember 2020 hingga 8 Januari 2021. Surat edaran tersebut dibuat sesuai arahan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam rapat bersama Senin kemarin.
"Saya juga ikut dalam rapat kemarin dan mendengarkan arahan langsung dari Pak Luhut. Kami akan tindaklanjuti dengan mengeluarkan surat edaran."
Sejak masa pembatasan sosial berskala besar jilid dua, kata dia, Pemerintah DKI telah menerapkan sistem 50 persen kapasitas untuk kerja dari kantor dan 50 persen kerja dari rumah sesuai Peraturan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Pemerintah pusat menjelang Natal dan Tahun baru 2021 memutuskan untuk mengurangi kerja dari kantor 25 persen untuk mencegah penularan Covid-19. "Karena khawatir terhadap penyebaran yang lebih besar lagi maka dikurangi kapasitas WFO-nya," ujarnya.