TEMPO.CO, Jakarta - Sukirno, guru SMP 250 pembuat soal ujian memakai nama Gubernur Anies Baswedan dan Megawati Soekarnoputri, akhirnya meminta maaf. Permintaan maaf itu disampaikan Sukirno usai bertemu dengan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi hari ini.
Kedatangan Sukirno di kantor Ketua DPRD DKI itu diantar oleh Kepala Dinas Pendidikan DKI Nahdiana. Usai pertemuan itu, Sukirno meminta maaf secara terbuka terkait polemik yang muncul akibat soal ujian yang dibuatnya.
“Saya Sukirno dalam kesempatan ini menyampaikan rasa penyesalan yang mendalam atas perbuatan yang saya lakukan terutama dalam penyusunan naskah soal,” ucap dia di Gedung DPRD DKI, Rabu, 16 Desember 2020.
Guru SMP itu mengatakan dirinya khilaf saat membuat soal tersebut. Ia pun meminta maaf kepada Gubernur Anies Baswedan dan Ketua Umum PDI Perjuangan sekaligus mantan presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri alias Mega yang namanya dipakai dalam soal.
“Saya memohon maaf sebesar-besarnya atas opini yang berkembang di masyarakat yang tidak menyenangkan. Kepada masyarakat DKI dan Indonesia saya juga menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya telah membuat suasana tidak nyaman,” kata guru berusia 45 tahun itu.
Kemarin, Ketua DPRD DKI Prasetio berencana akan melaporkan Sukirno ke polisi karena menggunakan nama Anies dan Mega dalam soal ujian sekolah.
Soal ujian sekolah kontroversial yang dibuat Sukirno itu sempat viral. Foto soal ujian yang menyebut nama Anies dan Mega itu tersebar baik di media sosial ataupun aplikasi pesan.
Dalam soal itu tertulis bahwa Gubernur Anies Baswedan tak menggunakan jabatannya untuk memperkaya diri, melainkan membantu orang. Siswa diminta untuk menjawab apa sifat yang ditunjukkan oleh Anies dalam format pilihan ganda. Pada soal lainnya, tertulis bahwa Anies kerap kali diejek oleh Mega, namun tak pernah marah.
Baca juga: Ketua DPRD DKI Akan Laporkan Guru Pembuat Soal Anies dan Mega ke Polisi
Kepala Dinas Pendidikan DKI Nahdiana mengatakan telah mengevaluasi kehebohan soal ujian menggunakan nama Anies Baswedan dan Megawati yang dibuat oleh Sukirno. Ia akan memperbaiki upaya pemantauan pembuatan soal secara berjenjang, dari sekolah hingga tingkat suku dinas. “Agar soal-soal ini lebih terkontrol kembali dari sisi potensi-potensi pro dan kontra di masyarakat,” ucap dia.