TEMPO.CO, Jakarta - Stasiun Pasar Senen belum menerapkan rapid test antigen kebijakan kelengkapan surat hasil Covid-19 bagi penumpang pada Sabtu, 19 Desember 2020. Seorang pegawai PT KAI di Stasiun Pasar Senen mengatakan para penumpang belum diwajibkan untuk membawa hasil tes antigen untuk berangkat menggunakan kereta jarak jauh.
"Kebijakannya belum ada yang diubah. Penumpang masih bisa menggunakan hasil rapid test antibody," kata pegawai itu saat ditemui di Stasiun Senen, Sabtu, 19 Desember 2020.
Baca Juga: Aturan PCR dan Rapid Test Kerap Berubah, YLKI: Membingungkan dan Merugikan
Ia menjelaskan kebijakan penggunaan hasil rapid test antibody masih digunakan karena surat edaran Direktorat Jenderal Perkeretaapian yang lama belum dicabut. PT KAI masih menerapkan regulasi yang tertuang dalam surat edaran Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Nomor 14 tahun 2020, yang masih memberlakukan rapid test antibody.
"Jadi kami masih menunggu dicabut dulu surat edaran yang lama untuk menerapkan kelengkapan tes antigen," ujarnya.
Penumpang, kata dia, bisa melakukan rapit test antibody di Stasiun Senen. Adapun biaya rapid test antibody oleh petugas di Stasiun Senen sebesar Rp 85 ribu. "Kalau mau test di luar juga bisa. Tapi kami menyediakan petugas jika mau melakukan pemeriksaan di Stasiun Senen."
Per hari, kata dia lagi, jumlah penumpang yang mau melakukan tes cepat Covid-19 berkisar 700-1.200 orang. Pada periode libur natal dan tahun baru yang dimulai sejak 18 Desember hingga 8 Januari 2021 diperkirakan jumlah penumpang yang melakukan tes cepat per hari berada di atas 1.000 orang. "Antreannya memang cukup panjang."
Ia menuturkan pada periode libur akhir tahun ini Stasiun Senen bakal memberangkatkan sebanyak 12-22 rangkaiannya kereta per hari. Puncak penumpang di Stasiun Senen akan terjadi pada 23-24 Desember pekan depan.
"Penumpang yang berangkat per hari saat puncaknya mencapai lebih dari 10 ribu orang dari Stasiun Senen. Dalam dua hari itu kami siapkan 22 keberangkatan rangkaian kereta," ujarnya.
Seorang penumpang kereta jarak jauh, Yuli Dwi Nugroho, 39 tahun, mengatakan keluarganya memilih kereta sebagai moda transportasi karena lebih efisien. Yuli bersama anaknya bakal berangkat besok ke Cepu, Jawa Tengah. "Hari ini saya ikut rapid test untuk keberangkatan besok. Soalnya besok saya berangkat pagi jam sembilan," ujarnya.
Ia memilih rapid test di Stasiun Senen karena harganya terjangkau ketimbang di klinik lain. Menurut dia harga tes cepat antibodi Covid-19 di klinik lain bisa mencapai Rp 150 ribu. "Cuma kalau di Stasiun Senen ya seperti ini nunggunya lama," ujarnya.
Yuli mengaku telah mendaftar untuk tes cepat sejak pukul 10.00, tapi hingga pukul 13.30 tapi namanya bersama istri dan anaknya belum juga dipanggil. "Ya sabar saja. Soalnya saya dapat nomor 845."