TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Ibu Kota bisa mencapai 5-5,4 persen tahun depan. Asumsi pertumbuhan hingga 5 persen tersebut berdasarkan laporan dari Bank Indonesia perwakilan DKI Jakarta.
“Jadi kalau tahun ini, kami minus 2 persen sampai minus 1,6 persen. Bank Indonesia memprediksikan tahun depan kami bisa tumbuh 5-5,4 persen,” kata Anies saat mengikuti musyawarah perencanaan pembangunan revisi RPJMD tahun 2017-2022 secara virtual pada Selasa, 22 Desember 2020.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengatakan tahun ini perekonomian di Jakarta memasuki resesi. Sebabnya selama dua triwulan berturut-turut mengalami kontraksi yang cukup dalam.
Baca juga: Anies Baswedan Ungkap Langkahnya Pulihkan Ekonomi DKI
Pertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan kedua mencapai minus 8,23 persen dan pada triwulan ketiga minus 3,82 persen. “Ini year on year (yoy) datanya. Ini menunjukkan bahwa memang kita mengalami kontraksi kemarin,” ujarnya,
Namun, kata dia, perekonomian di DKI tahun depan diperkirakan mulai tumbuh seperti perkiraan Bank Indonesia. Bahkan diharapkan di tahun 2022 pertumbuhan ekonomi di Ibu Kota semakin membaik di kisaran 5,8-6,2%.
“Artinya ya kita mengalami kontraksi yang serius di tahun 2020, tapi mungkin kita termasuk yang paling cepat untuk kembali di dalam perputaran perekonomian karena kesiapan dari kita semua,” ujarnya.
Anies menuturkan krisis tahun ini disebabkan karena adanya pembatasan kegiatan selama pandemi Covid-19. Menurut dia, banyak orang saat ini membatasi pergi ke restoran maupun kegiatan lainnya yang menyebabkan roda ekonomi bergerak dengan lambat.
“Jadi (kontraksi ekonomi) bukan karena salah perhitungan dalam kegiatan investasi pelaku-pelaku ekonomi di Jakarta, tapi karena supply dan demand mengalami penurunan yang amat serius akibat kita semua harus melakukan pencegahan terhadap penularan virus lewat pengurangan aktivitas (ekonomi).”