TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran atau PHRI DKI Jakarta Krisnadi memperkirakan adanya peningkatan okupasi kamar hotel di Ibu Kota menjelang akhir tahun. “Kami perkirakan pemesanan kamar hotel bisa meningkat pada last minute (akhir tahun),” kata Krisnadi saat dihubungi, Selasa, 22 Desember 2020.
Saat ini, ujar dia, warga cenderung tidak memesan jauh hari sebelumnya dalam kondisi dan kebijakan seperti ini.
Lonjakan pemesanan hotel di DKI menjelang akhir tahun terjadi karena pemerintah telah menerapkan kebijakan memperketat akses keluar masuk ke Jakarta dengan syarat hasil tes swab antigen Covid-19. Menurut dia, potensi peningkatan permintaan kamar hotel di DKI, bakal sangat berpengaruh dengan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah terhadap aturan tes antigen ini.
“Saya perkirakan warga juga sedang wait and see penerapan kebijakan ini (tes antigen).” Kalau pengawasan ketat, mungkin bakal banyak warga yang membatalkan pergi keluar kota dan memilih memesan hotel di Jakarta. Mereka bisa memesan pada hari H menjelang tahun baru.
Meski berpotensi terjadi lonjakan pemesanan kamar hotel, tingkat okupasinya tidak bakal mencapai lebih dari 20 persen. Sebab, sebagian masyarakat masih khawatir terhadap penularan Covid-19 di Jakarta yang masih tinggi.
Menurut dia, kebijakan pemerintah memperketat pergerakan orang ini bakal berimbas terhadap sektor usaha pariwisata di Ibu Kota seperti perhotelan dan restoran. “Kalau tidak ada pengetatan kami perkirakan tingkat okupasi hotel tidak bakal sampai 10 persen.”
Jika pengawasan kendur, warga akan tetap mencari suasana baru di luar Jakarta.