TEMPO.CO, Jakarta -Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono memprediksikan adanya lonjakan jumlah kasus Covid-19 di awal 2021 meski pemerintah memperketat sejumlah kebijakan selama libur Natal dan Tahun Baru 2021.
"Nanti awal 2021 akan banyak sekali (kasus Covid-19)," kata dia saat dihubungi, Selasa, 22 Desember 2020.
Baca juga : Epidemiolog Sarankan DKI Siapkan Rumah Sakit Khusus Pasien Covid-19
Pandu sangsi pengetatan pemeriksaan tes Covid-19 di transportasi umum bakal efektif menahan masyarakat untuk berdiam di rumah. Menurut dia, tidak mungkin semua orang bakal membatalkan tiket perjalanan yang telah dipesan.
Pemerintah mewajibkan masyarakat yang berangkat menuju Jawa dan Bali menunjukkan hasil negatif tes rapid antigen atau swab PCR. Kebijakan ini juga berlaku bagi penumpang kereta jarak jauh selama libur Natal dan Tahun Baru pada 18 Desember 2020-8 Januar 2021.
"Kita lihat saja perjalanan walaupun dikasih larangan atau dikasih tes antigen dan sebagainya, orang ngantre," ucap Pandu Riono.
Dia menekankan beberapa kali terjadi kasus Covid-19 melonjak usai libur panjang. Misalnya, momen libur Lebaran pada Mei 2020, perayaan HUT RI pada Agustus 2020, dan cuti bersama di Oktober 2020.
Momen serupa bakal terulang saat libur Natal dan Tahun Baru 2021. Libur Natal berlangsung pada 24-27 Desember. Rinciannya, 24 Desember cuti bersama, 25 Desember perayaan Natal, dan 26-27 Desember libur akhir pekan.
Pemerintah pusat sebelumnya menetapkan libur panjang mulai 24 Desember 2020 sampai 1 Januari 2021. Libur tersebut bertepatan dengan cuti bersama dan libur pengganti Lebaran.
Namun, kebijakan ini diubah seiring dengan melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia. Cuti bersama Idul Fitri hanya berlaku pada 31 Desember. Semula pemerintah menetapkan 28-30 Desember sebagai hari libur pengganti Lebaran.
Kemudian 1 Januari 2021 adalah libur Tahun Baru yang diikuti dengan libur akhir pekan pada 2-3 Januari. Maka, total libur akhir tahun menjadi delapan hari.
"Jadi hanya libur Natal sehari dan libur Tahun Baru sehari, tapi kelihatannya pemerintah tidak paham konsekuensi daripada masih memberlakukan cuti bersama," demikian Pandu.
LANI DIANA