TEMPO.CO, Jakarta - Siti Erma, 27 tahun, mengungkapkan kisahnya kesulitan mencari lokasi persalinan di rumah sakit pada masa pandemi Covid-19 ini. Pada 4 Desember 2020 lalu, Erma mengalami kontraksi.
Ia pun memutuskan pergi ke salah satu Puskesmas di kawasan Tegal Gundil, Kota Bogor. Sebelum dibawa ke ruang persalinan ia diwajibkan melakukan rapid test. Hasilnya, Erma dinyatakan reaktif Covid-19.
"Saat itu suster di Puskesmas bilang saya harus dirujuk ke rumah sakit karena reaktif, padahal saya sudah merasa mules. Saya bingung," ujar Erma di Bogor, Selasa, 22 Desember 2020.
Di tengah kebingungannya, ia bersama sang suami pun mencari rumah sakit yang bisa menerimanya melahirkan dalam kondisi reaktif Covid-19.
Baca juga: Tempat Tidur Isolasi Pasien Covid-19 Terisi 80 Persen, IDI: Sudah Lampu Kuning
Namun hampir 7 rumah sakit di kota dan kabupaten Bogor menolaknya. Bahkan dua rumah sakit di antaranya, kata Erma, merupakan rumah sakit pemerintah yang jadi rujukan pasien Covid-19.
"Saya berangkat sore jam 3-an, tapi sampai jam 10 malam kami masih muter-muter nyari rumah sakit. Tapi lagi-lagi kami ditolak karena ruangan udah penuh katanya," ujar Erma.
Beruntung ia akhirnya bisa diterima di RSUD Cibinong, Kabupaten Bogor karena ada kenalan seorang saudaranya yang bekerja di sana. Erma mengatakan saat itu kondisi rumah sakit memang dalam keadaan nyaris penuh.
Namun masih ada bangsal kosong yang bisa digunakan olehnya. Ia pun kemudian menjalani prosedur swab sembari menunggu kelahiran putra keduanya itu.
"Kami langsung ke IGD. Cuma kata dokter ruang ICU penuh. Kami langsung dibawa ke ruangan isolasi, tes swab. Alhamdulillah besoknya hasilnya keluar, negatif," ujar dia.
Kemudian Erma dibawa ke ruang persalinan dan melahirkan di sana.
Wakil Direktur Divisi Pelayanan RSUD Cibinong Fusia Medyawati, mengatakan memasuki November dan Desember 2020 keterisian di ruang isolasi memang nyaris penuh. Sebab, menurut Fusia, hal itu dampak dari trend kenaikan Covid-19 secara signifikan.
Bahkan, Fusia menyebut, total dari 204 tempat tidur isolasi dan 34 tempat tidur transisi isolasi 90 persen terisi. Bahkan selain terisi penuh ruang isolasi, Fusia menyebut dokter dan perawat di IGD turut terpapar juga. “Kondisi saat ini gak aman, penularan Covid-19 cukup mengerikan. Semoga masyarakat semakin sadar dan patuh Prokes,” kata Fusia.