Nyumarno menyatakan revitalisasi pasar harus dibarengi dengan pembangunan sistem pengelolaan sampah terpadu dengan konsep zero waste. "Jadi jangan lagi ada pasar yang sampahnya sampai ke jalan, sampah buat masalah baru. Jadi rekomendasi kami salah satunya sisi lingkungannya ini harus juga dipikirkan. Harus ada pengelolaan sampah terpadu yang zero waste," kata dia.
Pasar Induk Cibitung merupakan pasar terbesar di Kabupaten Bekasi dengan luas 40.755 meter persegi. Pada saat ini, pasar induk itu sering terendam banjir karena posisinya lebih rendah daripada jalan raya.
Volume sampah pasar induk Cibitung sangat besar dan kerap melimpah hingga ke jalan karena pedagang pasar itu menjual sayur-mayur dan buah-buahan dalam jumlah besar. Sampahnya diperkirakan sekitar 100 ton per hari.
Revitalisasi pasar sebenarnya telah direncanakan sejak 2015, dilanjutkan feasibility study setahun kemudian. Pada 2019 Pemkab Bekasi menggelar lelang yang dimenangkan PT Citra Prasasti Konsorindo sebagai mitra kerja sama.
Revitalisasi pasar ini menggunakan skema bangun, guna, serah dengan nilai kontrak Rp190 miliar. "Tapi jangan lupa juga soal penghapusan aset pasar serta sarana penunjangnya harus terus ditempuh. DPRD Kabupaten Bekasi dengan tegas merekomendasikan pelaksanaan revitalisasi Pasar Induk Cibitung dilaksanakan paling lambat satu bulan setelah selesai mekanisme penghapusan aset," ucap dia.
Baca juga: Tak Layak, 4 Pasar Tradisional di Bekasi Segera Revitalisasi
Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja memastikan seluruh proses revitalisasi pasar induk Cibitung dilakukan sesuai aturan. "Dalam hal ini kami memastikan agar pembangunan dapat berlangsung serta nantinya para pedagang dan masyarakat dapat berjualan dan membeli kebutuhan di lokasinya yang nyaman," ucapnya.