TEMPO.CO, Jakarta -Kebijakan pemerintah memberlakukan bekerja dari rumah atau work from home (WFH) akibat pandemi Covid-19, ternyata membawa dampak positif dalam menekan angka kebakaran.
Di Jakarta Timur, pada tahun 2020 jumlah kebakaran menurun drastis dibanding tahun 2019.
"Alhamdulillah penurunan frekuensi kebakaran hampir mencapai 40 persen," ujar Kasie Operasional Sudin Damkar Jakarta Timur Gatot Sulaiman saat dikonfirmasi, Jumat, 1 Januari 2021.
Baca juga: Ledakan Tabung Gas Picu Kebakaran di Jakarta Utara, 6 Orang Terluka
Dari tabel grafik kebakaran yang dikirimkan Gatot, angka kebakaran pada tahun 2019 mulai mengalami kenaikan tajam pada bulan Juni hingga Agustus. Namun pada periode yang sama di tahun 2020 atau saat bekerja dari rumah gencar diberlakukan, angka kebakaran cenderung stabil dan tak mengalami kenaikan berarti.
Turunnya kasus kebakaran ini juga berimbas kepada angka kerugian akibat musibah itu. "Tahun 2019 kerugian mencapai Rp 91.851 miliar, pada 2020 turun menjadi Rp 76.137 miliar.
Untuk penyebab kebakaran, Gatot mengatakan korsleting listrik masih menjadi penyebab utamanya. Sedangkan kedua tertinggi adalah faktor lain-lain, dan disusul kebakaran karena rokok dan kompor.
Terkahir, Gatot menjelaskan bangunan rumah tetap menjadi obyek kebakaran yang paling tinggi sejak 2019 hingga 2020. Urutan selanjutnya ada sampah, bangunan umum, kendaraan, lapak pedagang, hingga industri.
M JULNIS FIRMANSYAH