Hanya berjarak satu kilometer dari Pasar Warung Buncit, pabrik tahu dan tempe di Jalan Mampang Prapatan XIII, Tegal Parang, tampak sepi. Para pengusaha tahu dan tempe di sana mogok produksi sejak Jumat lalu karena naiknya harga kedelai dari Rp 7.200 menjadi Rp 9.200 per kilogram.
Pemogokan ini diinisiasi oleh Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta.
Seorang pengusaha tahu di Mampang Prapatan, Yono, 51 tahun mengatakan pabriknya mulai kembali beroperasi besok untuk memenuhi kebutuhan pasar di hari Senin. Karena harga kedelai masih tinggi, kata dia, harga jual tahu dari produsen ke pedagang juga bakal dinaikkan.
Menurut Yono, dia akan terlebih dahulu berkoordinasi dengan sekitar 5 produsen tahu yang ada di Mampang Prapatan XII untuk memutuskan nominal kenaikan harga yang dijual ke pedagang. Dari perkiraannya, harga tahu akan dinaikkan Rp 3 - 4 ribu per papan cetak tahu. Sebelum ada kenaikan herga kedelai, kata dia, satu papan cetak tahu biasa dijual Rp 23 ribu ke pedagang.
"Naik Rp 3 ribu saja ini mau nggak pedagang? Karena pedagang kan maunya murah," kata Yono.
Baca juga: Harga Tahu dan Tempe Naik Mulai Senin, Pengusaha: Gak Ada Untungnya
Pria 51 tahun itu mengatakan harga kedelai sudah naik menjadi Rp 9.200 sejak dua minggu lalu. Dia mengaku tidak mengetahui persis latar belakang kenaikan harga bahan baku tahun dan tempe asal Amerika Serikat tersebut. "Tapi kata distributor, kargonya lagi susah," kata Yono.