Namun, pada Sabtu, 2 Januari 2020, tempe dan tahu menghilang dari pasar. "Padahal tahu dan tempe itu makanan favorit," kata pria 45 tahun itu.
Roni mengatakan dalam sehari ia bisa menjual sekitar 150 potong gorengan dari bahan tahu dan tempe. Hari ini, banyak yang mencari gorengan berbahan dasar kedelai itu. Sayang, ia tak menjualnya karena tak ada bahannya. "Karena enggak ada, jadi mereka beli yang lain."
Menghilangnya tahu dan tempe dari tukang gorengan imbas mogoknya para pengusaha tahu dan tempe di Ibu Kota dan sekitarnya.
Pabrik tahu dan tempe di Jalan Mampang Prapatan, Tegal Parang, Jakarta Selatan, misalnya. Mereka menghentikan produksi sejak Jumat lalu dengan alasan bahan baku kedelai naik dari Rp 7.200 menjadi Rp 9.200 per kilogram.
IMAM HAMDI | YUSUF MANURUNG | FAJAR FEBRIANTO