TEMPO.CO, Jakarta -Relawan Lapor Covid-19, Tri Maharani, mengatakan pemerintah perlu memperbaiki sistem komunikasi dan transportasi untuk menangani pasien Covid-19.
Menurut dia, komunikasi antara fasilitas kesehatan level terendah, seperti puskesmas hingga rumah sakit rujukan Covid-19 tak boleh terputus.
"Kalau Kemenkes (Kementerian Kesehatan) tidak sanggup melakukannya, saran saya kolaborasi dengan IT (information technology)," kata dia saat dihubungi, Rabu malam, 6 Januari 2021.
Baca juga : Antisipasi Naiknya Kasus Covid-19, Tangerang Perluas dan Tata TPU Khusus
Kemenkes, Tri menuturkan, dapat bekerja sama dengan pihak kampus untuk membangun sistem komunikasi tersebut. Usulan ini berangkat dari ruang ICU di rumah sakit rujukan pasien Covid-19 dikabarkan sudah penuh se-Jabodetabek.
Dokter unit gawat darurat (UGD) ini menceritakan pengalamannya yang menelepon 69 rumah sakit di Ibu Kota. Nomor-nomor tersebut terdaftar dalam Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) yang dia peroleh dari Dinas Kesehatan DKI.
Dari jumlah itu, hanya 42 rumah sakit yang merespons. Sebab, tutur dia, 27 lainnya bukan rumah sakit rujukan pasien Covid-19. Mayoritas 42 rumah sakit ini menyampaikan ruang ICU telah penuh.
Menurut Tri, pemerintah juga harus mengatur sistem transportasi yang mengangkut pasien Covid-19. Misalnya, puskesmas terdekat menjemput pasien Covid-19 dengan ambulans untuk diantar ke rumah sakit rujukan.
"Jangan tiba-tiba ada suruh berangkat sendiri naik GoCar," ujarnya.
Dia menilai pemerintah masih memiliki waktu untuk memperbaiki sistem tersebut. "Belum terlambat kok, meski (pasien Covid-19) yang mati sudah banyak," ucap dia.
Jumlah pasien Covid-19 secara nasional dan Jakarta memang kian bertambah setiap harinya. Penambahan pasien tembus 7-8 ribu per hari secara nasional. Sementara di Ibu Kota, pasien Covid-19 naik antara 1.500-2.000 orang per hari.