TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Ops Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman menjelaskan pihaknya membagi titik pencarian bangkai pesawat Sriwijaya Air SJ182 menjadi 6 sektor.
Pembagian sektor untuk mempermudah tim mencari lokasi tubuh korban dan kepingan pesawat yang hancur.
"Di 6 sektor ini kami fokuskan karena kami menemukan serpihan yang besar, kemudian ada bagian tubuh, saya pikir lebih baik kami perdalam di wilayah tersebut," ujar Rasman di JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa, 12 Januari 2021.
Rasman mengatakan pihaknya saat ini fokus mencari black box Sriwijaya Air SJ182 di 6 sektor itu. Rasman mengatakan ada 4 unsur yang mempunyai kemampuan mencari black box yang saat ini dilibatkan, yakni KRI Ritel, K.R. Baruna Jaya, dari Kementerian Komunikasi dan Maritim, serta ada K.R. Ara dari tim NTS.
"Harapan kami dari unsur yang memiliki kemampuan deteksi bawah laut ini bisa dimaksimalkan hari ini, apalagi didukung dengan cuaca yang cukup bersahabat, gelombang yang juga tidak begitu ekstrem," kata Rasman.
Baca juga : Basarnas Kerahkan 3.600 Personel dalam Pencairan Sriwijaya Air SJ182 Hari Ketiga Ini
Sebelumnya pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu, 9 Januari pukul 14.40 WIB dan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal itu mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Mereka adalah 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
M JULNIS FIRMANSYAH