TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI (Purn.) Bagus Puruhito mengatakan, selama tiga hari evakuasi jatuhnya Sriwijaya Air SJ182, timnya telah mengumpulkan 139 kantong jenazah.
"Hari ini kami mendapatkan 65 kantong jenazah, sehingga total menjadi 139 kantong jenazah yang sudah kami temukan," ujar Bagus di JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa, 12 Januari 2021.
Selain potongan tubuh, Bagus mengatakan pihaknya juga menemukan 10 kantong berisi puing pesawat Sriwijaya Air SJ182. Sehingga sampai hari ini total 26 kantong puing berhasil diangkat dari dasar laut.
Baca juga: KNKT Perlu Lima Hari Transfer Data Black Box FDR Sriwijaya Air SJ182
"Untuk potongan besar pesawat, hari ini kami mendapatkan dua buah," kata Bagus.
Untuk potongan jenazah, Bagus mengatakan Tim SAR akan memberikan ke tim DVI Polri untuk diperiksa identitasnya. Sedangkan untuk kepingan pesawat akan diserahkan ke KNKT untuk membantu proses investigasi.
Bagus mengatakan pada pencarian besok, tim Basarnas akan berfokus mencari black box tipe Cockpit Voice Recorder (VCR) dan material serpihan pesawat.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu, 9 Januari pukul 14.40 WIB dan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal itu mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Mereka adalah 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.