TEMPO.CO, Jakarta - Keterisian tempat tidur isolasi dan ruang perawatan intensif atau ICU di rumah sakit rujukan Covid-19 di Kabupaten Bogor, telah kritis. Seorang Kepala puskesmas di Kabupaten Bogor, mengatakan, pasien dengan gejala sedang hingga berat sudah sulit mendapatkan perawatan di Bogor.
"Rumah sakit sudah sangat sulit (diakses) karena daya tampung sudah tidak memadai dengan jumlah kasus yang ada," kata kepala puskesmas yang meminta namanya tidak disebutkan ini melalui pesan singkat, Rabu, 13 Januari 2021.
Adapun jumlah kamar rawat inap di rumah sakit rujukan Covid-19 di Kabupaten Bogor mencapai 1.003 tempat tidur dan kapasitas ruang ICU 66 tempat tidur.
Bahkan puskesmas sudah sangat sulit membantu pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 untuk mendapatkan perawatan sekali pun didorong masuk melalui Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT). Hampir seluruh rumah sakit sudah menerapkan sistem masuk antrean bagi pasien Covid-19.
Baca juga: Dokter RSUD Rujukan: Kondisi Pasien Covid-19 yang ke Rumah Sakit Bertambah Buruk
"Antrean rata-rata sudah di atas 15 orang," ucapnya. Maksud antrian sudah di atas 15 orang artinya setiap satu tempat tidur isolasi maupun ICU sudah ada 15 orang yang antre untuk mendapatkan perawatan.
Kondisi ini, kata dia, telah terjadi sejak akhir tahun kemarin. Menurut dia, kondisi yang sama juga terjadi di rumah sakit lainnya di sekitar Bogor, seperti di Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi.
"Sudah lama (rumah sakit penuh). Setiap kami merujuk pun selama ini gak bisa langsung masuk, walaupun melaporkan ke crisis center sekali pun," ujarnya. "Bahkan kalau kami merujuk ke rumah sakit sekitar sampai Jakarta, Bekasi, Depok dan Tangerang gak ada. Selalu penuh."
Seorang dokter relawan rumah sakit di kawasan Jakarta Timur mengatakan kondisi yang sama juga terjadi di Jakarta sejak akhir tahun lalu. Bahkan rumah sakit umum daerah tempatnya bertugas juga telah menerapkan sistem daftar antrean pasien sejak akhir dua bulan lalu.
"Sudah sejak pertengahan November rumah sakit menerapkan waiting list pasien Covid-19," ujarnya.
Menurut perempuan berusia 26 tahun itu, lonjakan pasien cukup drastis hingga membuat rumah sakit kewalahan. Sebabnya penambahan bangsal tempat tidur isolasi hingga ICU tidak cukup menampung pasien yang terus berdatangan setiap hari.
Rumah sakit umum daerah yang telah menjadi rumah sakit rujukan Covid-19 itu telah menambah bangsal isolasi dari 200 menjadi 500 tempat tidur. Sedangkan tempat tidur ICU sekitar 30 unit. "Bahkan sekarang pasien ada yang sampai dirawat di luar ruangan."
Ia menuturkan lonjakan pasien di Kabupaten Bogor tersebut membuat beban kerja tenaga kesehatan bertambah. Setiap dokter, kata dia, mempunyai tanggung jawab untuk memeriksa 60 pasien per hari. "Bahkan jam kerja kami sekarang juga bertambah dari normalnya enam jam."