TEMPO.CO, Jakarta - Relawan BantuWargaLaporCovid19 Tri Maharani mengatakan rumah sakit rujukan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) dirasakannya mulai penuh sejak September 2020. “Pasien Covid-19 yang membutuhkan perawatan rumah sakit sempat berkurang saat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menarik rem darurat pada September-Oktober 2020,” ujar Tri dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 15 Januari 2021.
Susah payah mencari rumah sakit kembali dirasakan Lapor Covid-19 sejak November 2020 sampai saat ini.
Tri mengetahui perubahan itu karena sejak awal Covid-19 melanda Indonesia, ia membantu banyak orang yang kesulitan mencari rumah sakit rujukan Covid-19.
Kemarin, dalam rilisnya, mengatakan bahwa Lapor Covid-19 menerima seorang pasien Covid-19 asal Depok, Jawa Barat, yang tak tertolong, pada 3 Januari lalu, setelah ditolak 10 rumah sakit rujukan. Laporan ini diterima Lapor Covid-19 dari keluarganya. "Pasien itu meninggal di taksi daring."
Saat dihubungi Tempo, Tri menceritakan saat itu pasien membutuhkan alat bantu napas ventilator. Dia berkeliling ke 10 rumah sakit dalam keadaan sesak napas di dalam taksi daring. Namun, rumah sakit yang didatanginya menolak lantaran ruang ICU penuh.
Tri memperkirakan, pasien yang kesulitan mencari rumah sakit itu telah terinfeksi Covid-19 lebih dari delapan hari. "Kalau orang Covid-19 sesak sudah (terpapar) hari ke berapa. Tidak mungkin terpapar hari pertama sesak," kata dokter ahli toksikologi ini. Pasien itu tidak mendapatkan pertolongan dini.