TEMPO.CO, Tangerang Selatan- Irianingsih, ibu dari Isti Yudha Prastika, 34, pramugari Nam Air yang menjadi korban dalam jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan kepulauan Seribu terus menangisi peti jenazah puterinya.
"Jenazah akan disalatkan di masjid Nurul Hasanah, setelah itu dibawa ke rumah sebentar dan langsung berangkat ke Taman Pemakaman Umum (TPU) Pondok Petir, Depok," kata salah seorang perwakilan keluarga kepada pelayat yang datang, Sabtu 16 Januari 2021.
Baca: Cerita Keluarga Pramugari Nam Air Penumpang Pesawat Sriwijaya Air
Setelah jenazah disalatkan dan dibawa ke rumah duka, Irianingsih terus menangisi kepergian puterinya. Tak henti-henti ia menyebut bungsunya. "Adik… Adik," kata Irianingsih sembari memeluk peti jenazah.
Almarhumah Isti, bungsu dari empat bersaudara itu kru ekstra pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak dalam penerbangan dari Jakarta menuju Pontianak yang jatuh di Kepulauan Seribu DKI Jakarta. Isti kru ekstra pesawat Sriwijaya Air SJ 182, karena dia baru bertugas pada keesokan harinya dari Pontianak di pesawat Nam Air, maskapai dalam kelompok Sriwijaya.
Pemakaman dilakukan setelah tim Disaster Victim Investigation (DVI) Polri berhasil mengidentifikasi bagian tubuh pramugari Nam Air yang berada di pesawat Sriwijaya Air SJ 182 itu.