TEMPO.CO, Jakarta - Relawan Lapor Covid-19, Tri Maharani, menyatakan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Depok menghubunginya untuk mengonfirmasi soal pasien positif corona yang meninggal di taksi daring. Tri keberatan dengan pertanyaan Satgas yang menggali identitas pasien Covid-19.
Baca:
Penambahan Positif Covid-19 Rekor, 4 Provinsi dengan Kasus Lebih dari 1.000
"Seharusnya bukan identitas pasien yang ditanya, tapi dicari rumah sakit apa, mengapa menolak, dan kenapa tidak pakai ambulans," kata dia saat dihubungi, Sabtu malam, 16 Januari 2021.
Sebelumnya, Lapor Covid-19 menerima laporan warga bahwa seorang pasien Covid-19 meninggal di taksi daring setelah ditolak 10 rumah sakit. Laporan ini diterima dari keluarga pasien pada 3 Januari 2021.
Satgas Penanganan Covid-19 Depok lantas menanyakan identitas pasien kepada Tri hari ini. Dia tak membeberkan identitas pasien karena data pelapor harus dilindungi.
Lebih dari itu, dia memaparkan, Satgas seyogiyanya berkoordinasi dengan seluruh puskesmas di Depok untuk mendata identitas pasien Covid-19 yang baru saja meninggal di taksi daring.
Menurut dia, tak sulit menghimpun data pasien jika mengerahkan petugas dari tingkat RT, RW, puskesmas, hingga kecamatan.
"Jadi seharusnya berita itu dicari kebenarannya oleh mereka sendiri," ujar dokter ahli toksikologi ini. "Berarti pelacakan (tracing) belum berjalan bagus, kok bisa warga meninggal Covid-19 tidak tahu."