TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan dan Kesiapsiagaan Badan SAR Nasional (Basarnas), Bambang Suryo Aji, menjelaskan sampai pencarian malam tadi timnya belum juga menemukan black box tipe Cockpit Voice Recorder (CVR) milik Sriwijaya Air SJ182. Selama 8 hari pencarian, petugas hanya menemukan case atau pelindung dari black box tersebut.
"Kemarin ada informasi CVR sudah ditemukan, tapi itu kalau saya lihat dan saya konfirmasi dengan pihak KNKT, merupakan casing CVR. Jadi terlepas dari bagian utamanya," ujar Bambang di JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Ahad, 17 Januari 2021.
Walaupun kotak pelindung black box yang merekam suara pilot itu rusak, Bambang memastikan kondisi black box CVR masih aman. Sebab, besi pelindung komponen utama kotak hitam itu tahan benturan hingga 100 G (Gibbs) dan tahan api dengan suhu 800 sampai dengan 1.000 derajat Celsius selama 30 menit.
Baca juga: Hari ke-8, Tim SAR Sriwijaya Air SJ182 Telah Evakuasi 298 Kantong Jenazah
Gatot mengatakan yang menjadi persoalan saat ini adalah menemukan black box CVR itu. Sebab, selain pelindung yang terlepas, alat pelacak kotak hitam itu juga ikut copot.
"CVR sudah tidak memunculkan sinyal, sehingga pencarian dengan finder locator ini sudah tidak bisa," kata Gatot.
Saat ini tim SAR hanya bergantung pada alat Remotely Operated Vehicle (ROV) yang terpasang di beberapa kapal laut canggih milik Angkatan Laut untuk mencari CVR. Penggunaan alat ini pun hanya bisa dilakukan pada malam hari, di saat tidak ada banyak aktivitas di bawah laut.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak dilaporkan hilang kontak pada Sabtu sore sekitar pukul 14.40 WIB. Setelah ditelusuri, pesawat ternyata jatuh di kawasan Kepulauan Seribu pada koordinat 05°57’47.81’’ S – 106°34’10.76’’ E.