TEMPO.CO, Bogor - Pemerintah Kota Bogor resmi mengoperasikan Rumah Sakit Lapangan (RSL) penanganan Covid-19 di Jalan Kesehatan, Tanah Sareal. Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan dibuatnya RSL Covid-19 semula direncanakan untuk menghadapi keadaan terburuk penyebaran wabah di wilayahnya, sehingga diprioritaskan untuk menampung atau merawat pasien tanpa gejala asal Bogor.
“Rumah sakit ini tidak dibatasi, tapi kami prioritaskan warga Bogor 70 persen dan 30 persennya dari luar,” kata Bima, Pasien dari luar daerah harus membawa rujukan dan hasil tes PCR.
RSL Covid-19 yang diresmikan oleh Pemerintah Kota Bogor, DPRD Jawa Barat dan BNPB itu memiliki 56 fasilitas tempat tidur yang siap digunakan oleh pasien rujukan yang disertai hasil tes Polymerase Chain Reaction atau PCR serta 8 untuk penanganan darurat.
Baca: Hari Pertama PPKM Wali Kota Bima Arya Langsung Gelar Patroli di Kota Bogor
“Ada dua area, merah dan hijau,” kata Kepala RSL Covid Kota Bogor, Yeti Hariyati, Senin 18 Januari 2021. Area merah tidak bisa dimasuki sembarang orang. “Petugasnya pun menggunakan pengenal khusus.”
RSL Covid Kota Bogor memiliki tiga lantai. Lantai pertama untuk penanganan darurat dan ICU. Lantai dua dan tiga untuk merawat pasien konfirmasi Covid-19.
Yeti mengatakan, semua fasilitas dan peralatan rumah sakit itu siap dipergunakan. Namun dari total 60 perawat yang dibutuhkan, baru mempunyai 44 perawat hasil rekruitmen. Artinya di pekan pertama ini RSL bisa menampung 50 persen kapasitas rumah sakit.
“Rekrutmen perawat akan dirampungkan dalam pekan ini, agar maksimal.” RSL memiliki 11 dokter umum, 10 dokter spesialis paru-paru dan penyakit dalam.
Tidak hanya meresmikan dan mengoperasikan RSL Covid di komplek Gelanggang Olah Raga Pajajaran, Pemerintah Kota juga segera mempersiapkan atau membidik tempat dan lokasi lainnya untuk menghandapi kondisi terburuk penyebaran Covid. “Berbagai skenario sudah kami matangkan untuk menghadapi kondisi terburuknya,” kata Bima.