TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Juaini Yusuf menargetkan banjir surut dalam enam jam sesuai arahan Gubernur DKI Anies Baswedan, meski hujan ekstrem melanda.
"Sekarang kami lihat banjir dan genangan di beberapa lokasi sudah surut bahkan kurang dari satu jam," kata Juaini saat dihubungi, Rabu, 20 Januari 2021.
Juaini menuturkan banjir di DKI bisa disebabkan oleh tiga faktor yakni hujan, rob dan kiriman dari hulu. Hujan dengan intensitas lebih dari 150 milimeter, kata dia, bisa dipastikan bakal menyebabkan banjir di Ibu Kota.
"Sebab kapasitas drainase di DKI hanya bisa menampung air sekitar 100-150 milimeter. Di atas itu pasti terjadi banjir."
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah berusaha memitigasi banjir jika hujan melebihi daya tampung drainase di DKI. Salah satunya adalah membangun sumur resapan. Pemerintah DKI telah membangun 5 ribu titik sumur resapan di lima wilayah kota administrasi.
Selain itu, Pemerintah DKI juga tengah membangun sumur olakan yang lebih besar dari sumur resapan. "Kami juga mengeruk waduk hingga kedalaman empat meter melalui program gerebek lumpur. Itu bisa memaksimalkan resapan air," ujarnya.
Pemerintah pun menyiapkan 478 unit pompa stasioner di 178 lokasi untuk menyedot air. Belum lagi dengan tambahan 19 pompa mobile dan 65 pompa apung yang dimiliki Dinas SDA. "Dengan berbagai upaya itu kami berharap genangan dan banjir bisa surut sesuai target pemerintah enam jam setelah hujan reda."
Baca juga: Antisipasi Hujan Ekstrem, Pemprov DKI Jakarta Siapkan Mitigasi Banjir
Pemerintah DKI, kata Juaini, sudah melaksanakan apel siaga untuk penanggulangan bencana banjir di Ibu Kota, menyusul peringatan dini potensi hujan ekstrem karena La Nina. Dinas SDA pun telah menyiagakan 8 ribu personel untuk penanggulangan bencana banjir tahun ini. "Pasukan kami sudah siap di lapangan dan sekarang juga sudah turun membersihkan saluran mikro, makro dan PHB (penghubung)."