2. Balok kayu dan hujan diduga penyebab banjir bandang
Iwan Setiawan menyebut banjir bandang, Selasa 19 Januari 2021, karena aliran sungai terbendung di sebuah air terjun oleh balok kayu. Bendung lalu jebol setelah intensitas hujan beberapa hari di wilayah selatan Kabupaten Bogor itu terbilang tinggi.
BMKG, kata Iwan, mencatat curah hujan di wilayah Gunung Mas pada Selasa pagi berstatus sangat lebat dengan curah hujan 107,5 mm per hari. "Karena intensitas air (hujan) yang cukup tinggi, dan ada balok yang menahan air, jadinya air bah (banjir bandang)," katanya saat meninjau lokasi banjir, Selasa 19 Januari 2021.
Iwan menepis faktor penebangan liar di kawasan yang berstatus hutan lindung tersebut sebagai penyebab banjir bandang. "Kalau lihat dari wilayah di sini, sangat steril dari penebangan liar atau bangunan tidak ada," katanya.
3. Gunung Mas Puncak rawan banjir bandang
Badan Geologi menyebut kawasan Gunung Mas Puncak Cisarua, Kabupaten Bogor berpotensi kembali dilanda banjir bandang. Kepala Bidang Mitigasi Gerakan Tanah di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Agus Budianto mengatakan, lokasi di kawasan Puncak, Cisarua itu rawan bencana.
“Daerah ini potensi tinggi pergerakan tanah dan banjir bandang,” kata Agus dalam konferensi pers daring, Rabu, 20 Januari 2021.
Agus mengatakan lokasi longsor di Gunung Mas tersebut berada di mulut lembah dengan bentuk tapal kuda. “Morfologinya sangat tegas bahwa tata kawasan yang dibangun di mulut lembah dari satu morfologis bentuk tapal kuda yang sangat besar, dan wilayah ini wilayah vulkanik dengan pelapukan yang tebal, di bawahnya material keras dari morfologi si Gunung Mas,” kata dia.
Daerah permukiman Gunung Mas yang persis di mulut lembah tersebut membuatnya rawan banjir bandang. “Daerah yang berada di mulut lembah, dengan satu cekungan besar di atasnya, bukan suatu tata kawasan yang harus dikembangkan untuk pertumbuhan. Jadi artinya ini satu batasan alur sungai, dan wilayah yang seperti itu memang harus di tata ulang,” kata dia.