TEMPO.CO, Jakarta - Vice President Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan pemeriksaan Covid-19 melalui alat GeNose Test buatan Universitas Gajah Mada dimulai di Stasiun Gambir; Jakarta dan Tugu; Yogyakarta pada 5 Februari mendatang. "Pada tahap awal itu baru dua stasiun yang akan kami mulai gunakan GeNose. Dan akan terus ditambah secara bertahap ke stasiun lainnya," kata Joni saat dihubungi, Rabu, 27 Januari 2021.
Pemeriksaan menggunakan alat GeNose khusus untuk layanan kereta api jarak jauh. Saat ini setiap penumpang kereta jarak jauh wajib menunjukkan Rapid Test Antigen atau tes swab yang menyatakan negatif Covid -19 sebagai syarat kesehatan.
Baca: Operator Terminal di Jakarta Menantikan Pengadaan GeNose
"Nanti bisa menggunakan hasil pemeriksaan GeNose Test juga."
Aturan itu sesuai Surat Edaran Kementerian Perhubungan No 11 Tahun 2021 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang dengan Transportasi Perkeretaapian dalam masa Pandemi Covid-19.
Surat keterangan hasil negatif Covid-19 dari pemeriksaan sampel dengan GeNose Test maupun PCR, diambil dalam waktu maksimal 3x24 jam sebelum jam keberangkatan. Syarat itu tidak diwajibkan bagi pelanggan yang berusia di bawah 12 tahun.
Joni mengatakan penggunaan alat GeNose ini tengah dalam proses penyediaan alat dari UGM dan tenaga medis dari PT Rajawali Nusantara Indonesia. "Jadi penyediaan alat ini merupakan sinergi antar BUMN."
Saat ini KAI telah menyediakan layanan rapid test antigen di 46 Stasiun seharga Rp 105.000. Pelanggan yang ingin melakukan rapid test antigen di stasiun diharuskan menyiapkan tiket KA Jarak Jauh atau kode booking yang sudah dibayarkan lunas dan kartu identitas asli.
"Sebelumnya delapan stasiun saja yang menyediakan rapid test antigen. Kami tambah bertahap.” Begitu juga dengan GeNose ditambah bertahap.
Menurut Joni, keberhasilan tes GeNose ini berdasarkan riset UGM bisa mencapai lebih dari 90 persen. Akurasi dalam mendeteksi Covid-19 melalui pernafasan itu pun dinilai cukup baik untuk melacak virus asal Wuhan, Cina ini. "Sekarang kami masih persiapan pemasangan. Kami juga masih mengkaji berapa banyak alat di pasang dalam stasiun," ujarnya.