TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengingatkan pemerintah untuk mengantisipasi peningkatan pasien Covid-19 sejak di hulu. Caranya adalah mencegah penularan Covid-19 dengan memperkuat protokol kesehatan 3T dan 3M.
"Kalau tidak, pasien Covid-19 membanjir, tidak akan selesai-selesai," kata dia saat dihubungi, Senin, 1 Februari 2021.
Dia menyebut, lamban laun RS rujukan Covid-19 tak mampu menampung pasien yang membutuhkan perawatan medis. Hal itu mengingat banyaknya penduduk di Indonesia dan berpotensi terinfeksi virus corona.
Menurut dia, pemerintah bisa saja memanfaatkan sejumlah gedung yang tak terpakai, tapi sebatas untuk mengisolasi pasien bergejala ringan. Sementara pasien bergejala sedang hingga berat tetap membutuhkan perawatan di rumah sakit.
"Yang saat ini penting penambahan kapasitasnya di rumah sakit yang ada, terutama melibatkan rumah sakit swasta," kata epidemiolog itu.
Penambahan pasien Covid-19 di Jakarta dan daerah penyangganya terus terjadi setiap hari. Di Ibu Kota saja, dalam sehari pasien yang terinfeksi Covid-19 naik 2-3 ribu orang. Ketersediaan ruang ICU dan isolasi pun kian menipis.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani mengingatkan pemerintah DKI tak bisa hanya mengandalkan fasilitas kesehatan yang ada.
Baca juga: 5 Rumah Sakit Swasta Diproses Jadi RS Rujukan Covid-19, DKI: Sudah Terima Pasien
Dia membeberkan laporan Dinas Kesehatan DKI pada 24 Januari 2021 bahwa total pasien Covid-19 yang diisolasi di rumah sakit mencapai 6.954 orang, padahal tempat tidur isolasi hanya 8.055 unit. Itu berarti ketersediaan tempat tidur telah terisi 86 persen. "Kalau kita terus andalkan fasilitas kesehatan yang ada di rumah sakit, tentu tidak lama lagi akan kolaps," ujar politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini.