TEMPO.CO, Lebak - Masyarakat Kabupaten Lebak, Banten siap siaga di lokasi bencana alam sehubungan dengan hujan yang turun dalam intensitas rendah dan sedang. Masyarakat di lokasi bencana alam di Kampung Jampang Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak berkumpul di posko yang didirikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD untuk mengantisipasi bencana tanah bergerak.
"Sejak Senin malam, kami meningkatkan kewaspadaan," kata Parja, 60 tahun, warga Desa Sidomanik, Kabupaten Lebak, Selasa.
Baca: Fenomena Tanah Bergerak, Satu Rumah Ambruk di Tangerang Selatan
Penduduk ketakutan jika cuaca buruk terjadi malam hari karena khawatir tertimpa bencana dan jatuh korban jiwa maupun luka-luka. Sebab, kata Parja, sebanyak 41 rumah rusak berat dan delapan di antaranya roboh karena bencana alam. "Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun luka-luka," ujar Parja.
Marawi, 50 tahun, tetangga Parja, mengaku tidak berani tidur di dalam rumah karena rumahnya sama sekali tidak layak huni sehingga berbahaya jika tanah bergerak lagi. "Kami sekeluarga tinggal di luar rumah karena masih hujan," kata Marawi.
Sebagian besar bangunan rumah terdampak pergerakan tanah itu retak dindingnya dan berlubang.
Begitu juga Surya, 50 tahun, mengatakan warga di sini jika curah hujan tinggi dipastikan meningkatkan kesiapsiagaan agar tidak menimbulkan korban jiwa akibat pergerakan tanah.
Sebelumnya, pergerakan tanah mengakibatkan 41 rumah rusak berat dan delapan lainnya roboh. “Jika malam hari terdengar suara keras, warga pasti berhamburan ke luar rumah," ujar Surya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama mengajak masyarakat yang berada di lokasi tanah bergerak meningkatkan kewaspadaan jika hujan turun pada malam hari untuk mengurangi risiko bencana.
Febby mengapresiasi kewaspadaan penduduk di lokasi tanah bergerak karena belum pernah ada korban jiwa akibat tertimpa reruntuhan rumah. "Kami akan mendirikan tenda posko di lokasi bencana pergerakan tanah di Desa Sidomanik itu."