TEMPO.CO, Jakarta - Jembatan Kebon Baru yang membentang di atas Sungai Ciliwung dibongkar Suku Dinas Bina Marga Kota Jakarta Selatan karena kerap digunakan remaja di lingkungan itu untuk tawuran.
"Pembongkaran atas permohonan dari warga sekitar, karena jembatan tersebut sering digunakan untuk hal yang tidak baik, sering dipakai sebagai akses perkelahian atau tawuran," kata Kepala Sudin Bina Marga, Kota Jakarta Selatan, Heru Suwondo saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa, 2 Februari 2021.
Baca juga: Tawuran Pemuda di Kebon Baru, Satu Tewas Akibat Luka Bacok
Jembatan memiliki panjang 25 meter dengan lebar dua meter itu menghubungkan Kelurahan Kebon Baru, Jakarta Selatan, dengan Kelurahan Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur.
Heru menjelaskan, jembatan tersebut melintas di atas Sungai Ciliwung yang sedang ditata oleh Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) sehingga pondasi jembatan berada di badan air.
"Keberadaan jembatan tersebut juga mengganggu aliran sungai saat muka air tinggi," kata Heru.
Menurut Heru, selain kerap dipakai tawuran, keberadaan jembatan di atas sungai Ciliwung itu juga dianggap mengganggu jalanny air saat sungai meluap. Apalagi saat ini tengah dilakukan penataan Ciliwung oleh Balai Besar Sungai Ciliwung Cisadane.
Setelah dipasang sheetpile oleh BBWSCC, akses jembatan yang berada di sisi Kelurahan Kebon Baru juga sudah terputus.
Selain itu, kondisi jembatan kurang layak karena tidak memiliki pagar pengaman dan menjadi penyebab tersangkutnya sampah.
"Keberadaan jembatan menghalangi akses alat berat yang akan melakukan pengerukan sedimen di Sungai Ciliwung," kata Heru.
Untuk teknis pembongkaran, Heru mengatakan, pelaksanaan pembongkaran dilakukan oleh Satgas Bina Marga dan dilaksanakan di hari dan jam kerja.
Pekerjaan pembongkaran telah dimulai sejak Senin, 1 Februari 2021 dan diperkirakan selesai dalam waktu dua pekan.
Terkait fungsi jembatan digunakan sebagai aktifitas pemuda yang meresahkan warga sekitar, juga disampaikan oleh Lurah Kebon Baru, Fadhila.
Fadhila menuturkan, pembongkaran dilakukan guna menindaklanjuti aspirasi dari masyarakat baik dari Kelurahan Kebon Baru maupun dari Kelurahan Bidara Cina.
Intinya kata Fadhila karena kerap digunakan tawuran, masyarakat menilai jembatan saat ini lebih banyak mudharatnya.