TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono menilai usulan lockdown weekend atau karantina wilayah pada akhir pekan tidak akan efektif mencegah penularan Covid-19 di Ibu Kota.
"Karena tidak lewat masa inkubasi sekitar 7-14 hari," kata Tri saat dihubungi, Rabu, 3 Februari 2021. Tri memahami usulan yang datang dari anggota DPR RI itu ingin meniru karantina wilayah yang diterapkan di Turki.
Penerapan karantina akhir pekan di sebagian wilayah di Pulau Jawa dan Bali tidak efektif karena pengetatan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM tidak berjalan maksimal.
Menurut Tri, pembatasan 25 persen kapasitas dan jam operasional sektor usaha nonesensial bakal berdampak besar asal dilaksanakan dengan serius.
Baca juga: Wagub DKI Sebut Pertimbangkan Lockdown Weekend untuk Tekan Penularan Covid-19
Tri melihat kebijakan pemerintah saat ini hanya sekedar regulasi tertulis. Jadi pemerintah pusat hanya ingin terkesan telah membuat kebijakan pengetatan untuk mencegah penularan Covid-19.
"Padahal kenyataannya regulasi itu juga tidak berjalan. Lihat saja sendiri mobilitas warga di jalan-jalan masih tinggi setiap hari," ujarnya.
Jika 75 persen pegawai benar bekerja di rumah, kata Tri, kasus Covid-19 di DKI maupun daerah lain yang menerapkan PPKM pasti akan mulai menurunkan kasus.
"Sekarang kita melihat sendiri kasus semakin tidak terkendali. Ini sudah cukup membuktikan kalau PPKM tidak efektif karena memang tidak dilaksanakan dengan baik."
Sebelumnya Wagub DKI Riza Patria mengatakan pemerintah akan mempertimbangkan rencana lockdown weekend. ",Nanti tentu DKI Jakarta akan melakukan kajian analisa. Nanti Pak Gubernur (Anies Baswedan) juga memimpin rapat-rapat internal apakah usulan dari DPR RI dimungkinkan," kata Riza Patria di Balai Kota DKI, Selasa, 2 Februari 2021.