TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui bahwa tempat tidur rumah sakit yang disediakan untuk pasien Covid-19, banyak yang telah penuh.
"Jadi ketika kita mendengar rumah sakit penuh, sesungguhnya bukan rumah sakit yang penuh tetapi jumlah tempat tidur yang digunakan untuk Covid-19 itu penuh," kata Anies dalam diskusi daring yang diselenggarakan Jaringan Masyarakat Siber Indonesia, Senin, 8 Januari 2021.
Anies menjelaskan setiap rumah sakit yang menjadi rujukan Covid-19 mesti mengkonversi tempat tidur yang tersedia. Misalnya, satu rumah sakit mempunyai 200 tempat tidur, saat menjadi rujukan mengalokasikan 20 persen atau 40 tempat tidur khusus untuk pasien Covid-19.
Baca juga: Blusukan ke RS Rujukan, Anies Baswedan Lihat Jenazah Covid-19 hingga Vaksinasi
"Bila 40 itu penuh maka akan diumumkan sebagai penuh. Sesungguhnya bukan rumah sakitnya penuh tapi jatah untuk covidnya yang sudah penuh," ujarnya.
Sejak September tahun lalu, Anies telah meminta rumah sakit umum daerah mengalokasikan 50 persen tempat tidurnya untuk pasien Covid-19. Namun, sekarang 63 persen telah terisi atau dari 3.900 telah terisi 2.413 tempat tidur.
Menurut Anies, penambahan rumah sakit rujukan itu juga mesti dipertimbangkan risiko kelelahan dan upaya penambahan tenaga kesehatan. Apalagi saat ini terjadi peningkatan kasus Covid-19.
"Jadi 63 persen ini bukan soal nambah tempat tidur saja, ada juga nambah tenaga medis yang cukup yang berikutnya operasinya juga berubah untuk infeksius petugas pasien," kata Anies Baswedan.