Pemerintah juga menyediakan wastafel atau hand sanitizer serta rutin berpatroli. Selain itu, penyemprotan disinfektan juga dilakukan rutin di kawasan WPK.
Meski telah melakukan pengawasan di tingkat mikro, penularan Covid-19 di Ibu Kota terlihat masih tinggi. Wagub DKI mengatakan penularan Covid-19 sulit dikendalikan karena Jakarta menjadi pusat interaksi tertinggi di Indonesia. "Orang yang datang dari luar negeri dari dalam negeri ya transit di Jakarta."
Selain itu, Jakarta sebagai pusat pemerintahan, bisnis, perdagangan, dan semua kegiatan usaha ada di Jakarta. Sehingga tingginya interaksi itu membuat potensi kerumunan yang juga tinggi. "Maka potensi penyebaran juga tinggi."
Temuan kasus Covid-19 di DKI selalu menjadi paling tinggi karena menjadi provinsi yang paling banyak melakukan pengetesan. Angka pengetesan di DKI, telah melebihi 13 kali lipat dari standar organisasi kesehatan dunia atau WHO. "Di Jakarta dalam penanganannya kami menigkatkan 3T, diantaranya adalah testing. Karena testingnya tinggi kalau Covid-19 nya ada yang memang kelihatan," ucapnya.
Baca juga: Perpanjangan PSBB Jakarta Ikuti Pelonggaran PPKM Mikro Pemerintah Pusat
Sesuai dengan PPKM Mikro, dalam penerapan PSBB Jakarta yang berlaku hingga 22 Februari mendatang, sektor usaha dilonggarkan menjadi 50 persen kapasitas, work from home juga dari 75 persen menjadi 50 persen. Jam operasional pusat belanja hingga restoran juga diperpanjang hingga 21.00.