TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Anies Baswedan mengatakan dari total 30.470 Rukun Tetangga (RT) di Ibu Kota, sebanyak 116 di antaranya tergenang banjir. Anies menyebut Pemprov DKI dapat mengendalikan banjir itu dengan baik.
“Alhamdulillah dalam musim penghujan dan beberapa waktu ini mayoritas terkendali dengan baik,” tutur Anies dalam keterangannya pada Selasa, 9 Februari 2021.
Anies mengatakan, dalam mengatasi banjir setidaknya ada dua prinsip yang dipegang Pemprov DKI. Pertama, kata dia, adalah 6 jam setelah hujan lebat berhenti genangan banjir ditargetkan harus sudah bisa kering. Selanjutnya adalah tidak boleh ada korban jiwa dalam musibah banjir. “Dua itu adalah KPI (Key Performance Indocator) yang dipakai oleh seluruh jajaran,” ucap Anies.
Baca juga: Wagub DKI Sebut Banjir di Bantaran Sungai Sulit Surut dalam 6 Jam
Genangan air di beberapa wilayah DKI Jakarta memang dapat diatasi dalam waktu relatif singkat. Namun, tak seluruh banjir di Ibu Kota dapat teratasi dalam waktu enam jam. Misalnya, banjir yang melanda tujuh Rukun Warga (RW) di Pejaten Timur, Jakarta Selatan. Pada pukul 07.00 WIB pagi tadi, RW 07 Pejaten Timur masih tergenang banjir setinggi 50 sentimeter (cm).
Wilayah itu telah digenangi banjir sejak Ahad sore, 7 Februari 2021, sekitar pukul 15.00 WIB, di mana puncaknya ketinggian air sempat mencapai 3 meter. Banjir disebabkan luapan air dari Kali Ciliwung yang melintas di samping permukiman warga.
Banjir baru sepenuhnya surut menjelang sore hari. Kepala Pleton Grup A Damkar Sektor IX Pasar Minggu, Ari Santoso, mengatakan saat ini timnya tengah fokus membersihkan lumpur di rumah-rumah warga dan jalanan akibat banjir. “Sudah surut seluruhnya, tinggal bersih-bersih pascabanjir,” kata dia saat Tempo hubungi sore ini.
Anies Baswedan sebelumnya memantau kondisi pintu air Manggarai, Jakarta Selatan pada Senin sore, 8 Februari 2021. Pemprov DKI Jakarta, kata dia, telah memantau kondisi curah hujan di kawasan pegunungan untuk mengukur jumlah volume air yang mengalir ke hilir.