Selain itu, program penanggulangan banjir di Ibu Kota harus fokus pada tiga tipe penyebab banjir.
Tipe pertama adalah banjir kiriman. Banjir kiriman ini yang melanda DKI pada awal pekan ini saat Depok dan Bogor dilanda hujan deras dan mengirim limpahan air Ciliwung ke Ibu Kota. Sejumlah daerah di Ibu Kota pun terkena dampak bah kiriman dari Ciliwung seperti di kawasan Pejaten Timur, Kebon Pala, Bidara Cina hingga Kebon Baru.
"Maka solusi untuk banjir kiriman ini kali harus dilebarkan, dikeruk dan bantaran ditata bisa dengan harmonisasi naturalisasi dan normalisasi," ucapnya.
Kedua adalah banjir lokal. Banjir lokal yang cukup besar terjadi awal tahun lalu. Derasnya hujan di Ibu Kota membuat sejumlah wilayah limpah terendam banjir. Banjir lokal ini disebabkan buruknya sistem drainase.
Menurut dia, drainase di DKI sudah mesti direhabilitasi karena hanya mampu menampung hujan tidak lebih dari 150 milimeter. Jadi drainase di Ibu Kota mesti diperbesar kapasitasnya. "Utilitas dalam saluran juga mesti ditata terpadu, bebas sampah dan lumpur," ujarnya.
Baca juga: Pengamat ke Anies: Tirulah Jerman Padukan Naturalisasi dan Normalisasi Sungai
Tipe terakhir, yakni banjir rob yang sering melanda pemukiman di pesisir pantai utara setiap kali pasang air laut. Untuk mengatasi rob, Anies Baswedan disarankan melakukan regenerasi kawasan pantai dengan dihijaukan 500 meter dari daratan berupa hutan mangrove baru atau hutan pantai. "Warga pun harus direlokasi ke rusun terdekat."