TEMPO.CO, Jakarta - Petugas Humas Terminal Pulogebang, Jakarta Timur Audhia mengatakan, pihaknya masih menanti kelanjutan pemanfaatan alat tes cepat COVID-19 GeNose untuk penumpang bus. "Kami belum pastikan apakah program GeNose ini akan berkesinambungan atau tidak," kata dia di Jakarta, 14 Februari 2021.
Jika alat itu batal diterapkan di Terminal Pulogebang, kata Audhia, maka mekanisme pengawasan COVID-19 tetap berlaku dengan menggunakan surat keterangan sehat maupun rapid test antigen atau antibodi.
Baca: Jumlah Penumpang Bus di Terminal Pulogebang Menurun pada Libur Imlek 2021
Salah satu peserta tes cepat GeNose, Yulianto mengatakan GeNose lebih mudah dan cepat untuk digunakan mendeteksi COVID-19. Selain tanpa biaya alias gratis, kata dia, alat itu hanya membutuhkan waktu proses selama tiga menit hingga hasilnya diketahui.
"Hasil tes saya negatif. Cepat juga. Saya mendukung program ini buat kita tetap aman dan nyaman," kata penumpang tujuan Yogyakarta itu.
Uji coba digelar Direktorat Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat bersama jajaran Dinas Perhubungan DKI Jakarta sejak Ahad pekan lalu dan berakhir Jumat, 12 Februari. "Kami memperoleh alokasi 500 kantong napas berikut satu unit alat GeNose, semua sudah digunakan secara gratis," ujar Kepala Terminal Terpadu Pulogebang, Bernard Pasaribu di Jakarta.
Kantong napas sebagai media pengecekan COVID-19 dibagikan kepada setiap penumpang yang akan melakukan perjalanan ke luar Jakarta.
Setiap penumpang bus saat itu memperoleh jatah satu kantong untuk ditiup. Kantong napas diserahkan ke petugas untuk dicek menggunakan GeNose buatan ahli Universitas Gajah Mada. Baru satu hari saja sudah 250 kantong yang terpakai. Sisanya habis di hari Jumat sesuai jadwal uji coba berakhir. “Sampai saat ini belum ada bantuan lagi (GeNose)," kata Bernard.