TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan zonasi menjadi perhatian khusus selama penanganan COVID-19 pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro menyusul 82 RW masuk kategori zona merah. "Sudah jelas, semua zona merah, oranye, kuning, dan hijau, semua ada tahapannya, ada protapnya, ada prosedurnya, ada semua tahapannya tentu zona-zona seperti itu menjadi perhatian lebih DKI," kata Riza di Jakarta, Senin malam, 15 Februari 2021.
Sejumlah langkah demi menekan jumlah zona merah, ujar Riza, dilakukan. Salah satunya dengan membatasi akses keluar-masuk di perkampungan.
Baca: Setelah Kasus Helena Lim, Ombudsman Ingatkan DKI Tak Kecolongan Lagi
82 RW di DKI Jakarta masuk kategori zona merah atau penularan tertinggi COVID-19 dengan RW terbanyak masuk zona merah COVID-19 ada di Jakarta Selatan. Laman corona.jakarta.go.id, Jumat, 12 Februari, RW berstatus zona merah ini tersebar di lima wilayah kota madya Jakarta dan Kepulauan Seribu. Data 82 RW masuk zona merah itu berdasarkan data per 4 Februari 2021.
Dengan rincian Jakarta Utara sebanyak 4 RW, Jakarta Timur (6), Jakarta Selatan (41), Jakarta Pusat (16), Jakarta Barat (13) dan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dua RW.
Zona merah berada di 40 kelurahan. Kelurahan dengan RW masuk zona merah terbanyak ialah Kelurahan Joglo (6 RW), Jakarta Barat.
Pemerintah DKI membentuk Kampung Siaga, Kampung Aman, Kampung Tangguh di tiap RW. Salah satunya sebelum ada zona merah juga sudah dibatasi. Jumlah pintu keluar masuk dibatasi," ujar Riza.
Fasilitas penunjang seperti wastafel dan disinfektan juga diupayakan untuk ditambah. Sosialisasi penerapan protokol kesehatan COVID-19 juga diumumkan khususnya saat menjelang waktu salat.
Disinfektan secara rutin dibersihkan, ada patroli, piket, disiapkan tempat tempat lain, pengawasan, ada rapat koordinasi. “Semua kami berdayakan."
Sosialisasi dilakukan juga oleh masjid-masjid umumkan secara rutin waktu shalat, waktu Jumat. "Waktu salat apapun untuk disosialisasikan berbagai informasi dan protokol kesehatan lainnya," kata Riza Patria.