TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengingatkan Anies Baswedan untuk menjaga tren positif sebagai gubernur DKI jika pemilihan kepala daerah atau Pilkada tak dihelat 2022. Anies akan kehilangan panggung politik selama dua tahun sejak jabatannya selesai pada 2022 hingga 2024.
"Di situlah sebenarnya ujian elektabilitas Anies yang sesungguhnya," kata dia saat dihubungi, Kamis, 18 Februari 2021.
Baca: Pengamat: Anies Baswedan Bisa Kalah dari Risma Jika Pilkada DKI Digelar 2024
Elektabilitas Anies mencapai 42,5 persen alias tertinggi versi lembaga Media Survei Nasional atau Median. Di posisi kedua adalah Menteri Sosial Tri Rismaharini. Risma dengan persentase 23,5 persen.
Anies bakal diuntungkan apabila pemilihan kepala daerah atau Pilkada berlangsung 2022. Namun, kondisi dapat berbalik kalau Pilkada tetap digelar serentak pada 2024 sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Nama Risma akan banyak menghiasi pemberitaan media massa selama dua tahun panggung politik Anies hilang. Apalagi, menurut dia, Risma mempunyai modal kuat memikat hati masyarakat Ibu Kota.
"Karir politik Tri Rismaharini cukup panjang sampai 2024 karena posisinya sebagai menteri yang cukup strategis."
Risma harus bisa mencetak prestasi bahkan melampaui kinerja mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Karena preferensi politik sosiologis masyarakat yang memilih pemimpin karena agama bisa jadi masih kuat di Jakarta. “Faktor inilah yang bisa menguntungkan Anies Baswedan di 2024,” kata Adi.